Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Dongeng Sedunia: Begini Cara Memilih Dongeng untuk Anak

Kompas.com - 20/03/2021, 15:45 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Hari Dongeng Sedunia jatuh pada tanggal 20 Maret. Diawali dari tahun 1991, dari kebiasaan masyarakat Swedia memperingati Hari Semua Pendongeng.

Rutinitas mendongeng untuk anak memiliki banyak manfaat. Seperti diberitakan Kompas.com, dongeng bisa mengembangkan imajinasi anak, meningkatkan keterampilan berbahasa, meningkatkan minat baca anak, membangun kecerdasan emosional juga membentuk empati tinggi pada anak.

Baca juga: Membacakan Dongeng Juga Melatih Aspek Motorik Anak

Mendongeng sendiri bisa bermodalkan imajinasi orang tua, atau menceritakan kisah-kisah dongeng yang sudah terkenal dan ada di tengah-tengah masyarakat.

Ragam dongeng dan usia dongeng  

Bentuk cerita dongeng beragam. Bisa berupa mitos atau cerita fiksi mengenai hal-hal yang di luar logika seperti cerita-cerita yang banyak membahas tentang Nyi Roro Kidul.

Kemudian ada pula legenda, yaitu prosa rakyat yang dianggap sebagai kejadian yang sungguh-sungguh terjadi, seperti legenda Danau Toba, Candi Prambanan, dan masih banyak lagi.

Baca juga: Dongeng Bawang Merah Bawang Putih, Burung Nuri dan Kakatua

Ada pula fabel, cerita ajaran moral yang disimbolkan lewat dunia binatang, misalnya cerita Si Kancil.

Di ranah Melayu, ada jenis cerita yang dinamakan Hikayat. Yaitu cerita yang menceritakan soal sepak terjang kepahlawanan seperti misalnya cerita Hikayat Hang Tuah.

Selain itu, masih ada pula jenis cerita lain seperti sage, parabel dan dongeng jenaka. Sage adalah cerita sejarah yang bercampur fantasi, sedangkan parabel adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral keagamaan lewat perbandingan atau ibarat. Misalnya adalah kisah-kisah para nabi.

Di luar Indonesia, bertabur aneka cerita dongeng yang sudah sangat terkenal hingga diadaptasi menjadi sebuah film layar lebar.

Seperti yang dilansir CNN, beberapa dongeng yang terkenal hingga kini, diperkirakan telah memiliki usia ratusan atau bahkan mungkin ribuan tahun.

Seperti cerita-cerita karangan Jacob dan Wilhelm Grimm, dua bersaudara kebangsaan Jerman yang tenar lantaran menerbitkan kumpulan cerita dan dongeng di sekitar tahun 1812.

Baca juga: Ayah, Ini Manfaat Membaca Buku Bersama Si Kecil

Cara memilih dongeng yang tepat

Ketika kita menceritakan dongeng yang diciptakan ratusan tahun yang lalu, secara otomatis kita mengajak anak berimajinasi sekaligus merasakan emosi dari orang-orang di masa lampau.

Ilustrasi mendongengUnsplash/Ben Mullins Ilustrasi mendongeng

Pengaruh dongeng terhadap perkembangan karakter dan emosional anak memang besar. Itulah mengapa kita harus selektif dalam memilihkan dongeng untuk anak, disesuaikan dengan usia tumbuh kembangnya.

Seperti yang diberitakan Kompas.com, pendongeng dari Komuniyas Ayo Dongeng Indonesia, Cahyono Budi Dharmawan, memaparkan bahwa cerita dongeng untuk anak dibagi dalam tiga kriteria usia.

Usia dini, di bawah 7 tahun, sebaiknya disuguhi cerita-cerita fabel yang topiknya gampang dicerna dan menggunakan simbol-simbol dunia hewan yang lucu.

Cerita fabel mengangkat tema soal pembentukan karakter dasar. Seperti jangan mencuri, jangan berbohong, dan lain sebagainya.

Sedangkan anak usia sekolah dasar, pilihkan cerita yang bertema pertemanan atau hubungan antar manusia yang lebih mendalam. Sehingga bisa mengembangkan kemampuan bersosialisasi anak.

Nah untuk anak di sekolah menengah pertama, pilihkan dongeng dengan tema yang lebih serius, semisal profil pahlawan atau sejarah kerajaan-kerajaan nusantara. 

Dari cerita-cerita tersebut, diharap anak bisa mengambil kesimpulan plus memilih tokoh yang bisa dijadikan tolak ukur dalam hidupnya. 

Baca juga: 5 Cara Stimulasi Anak agar Lancar Membaca

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com