Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plus Minus dan Cara Memilih Glamping sebagai Sarana Melepas Penat

Kompas.com - 10/03/2021, 19:00 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Berkemah ala sultan kini bisa dilakukan siapa saja. Dengan konsep glamping atau glamorous camping, Anda bisa merasakan tidur di alam bebas namun dengan fasilitas aman dan nyaman layaknya hotel berbintang.

Tren glamping makin disukai, sebagai sarana pelepas penat yang dipilih oleh para kaum urban. Glamping memberikan kemudahan siapa saja untuk berkemah tanpa perlu ribet.

Tak perlu mendaki gunung dan menemukan dataran kosong untuk digunakan mendirikan tenda. Bahkan Anda juga tak perlu bersusah payah membawa tenda juga peralatan masak untuk persiapan berkemah.

Cukup lakukan pemesanan online, maka Anda sudah bisa menikmati satu dari sekian banyak tenda glamping yang didesain unik dan menarik.

Wisata glamping sendiri adalah jenis wisata yang menjadi bagian dari Nomadic Tourism yang ditawarkan Kementerian Pariwisata. 

Baca juga: 4 Tempat Glamping yang Bisa Bikin Lupa Pulang

Di Indonesia, wisata glamping didirikan di beragam kontur tanah yang tentunya menawarkan keindahan masing-masing.

Ada yang di kaki bukit dan berhiaskan hijaunya sawah seperti di Lembah Indah Kabupaten Malang, ada pula yang didirikan di kaki gunung dengan suasana alam yang masih alami seperti di Glamping Gunung Geulis, Bogor.

Fasilitas glamping

Fasilitas glamping berbeda-beda. Yang paling sederhana, satu buah tenda glamping sudah pasti dilengkapi dengan tempat tidur nyaman dan kamar mandi layaknya fasilitas di kamar hotel.

Fasilitas tambahan lain tergantung dengan kelas glamping yang ada.

Glamping termewah, bisa dilengkapi dengan internet, set alat mandi, pendingin udara, jacuzzi, layanan kamar dan restoran, kolam renang dan masih banyak lagi.

Baca juga: 10 Tempat Glamping di Bogor, Cocok untuk Liburan Akhir Pekan

Plus minus glamping

Glamping tentu saja memiliki plus minus.

Poin plusnya, glamping adalah cara berwisata alam yang anti ribet. Anda tak perlu membawa banyak barang untuk menikmati alam bebas, tidur di bawah bintang-bintang.

Suasana asyik dalam glampingUnsplash/Lucija Ros Suasana asyik dalam glamping
Anda hanya perlu membawa baju dan perlengkapan travelling standar layaknya jika Anda bepergian ke tempat wisata biasa.

Poin plus kedua, sembari menikmati suasana asli pegunungan, Anda tak akan diserang hawa dingin yang terlalu menyiksa. Karena tenda yang ada sudah didesain rapat dan aman dari terpaan angin di alam bebas.

Kemudian, Anda juga tak akan kerepotan dalam perkara MCK. Karena kamar mandi sudah tersedia layaknya di kamar-kamar hotel standar. 

Kekurangannya, tentu saja sisi petualangan jadi kurang terasa jika Anda memilih glamping. Suasana mendirikan tenda, memasak menggunakan kompor dan peralatan masak standar, hanya bisa dirasakan jika Anda memilih cara berkemah konvensional.

Ditambah, dari segi biaya, glamping bisa merogoh kocek lebih dalam dibanding camping konvensional.

Tips memilih glamping 

Dalam memilih lokasi glamping, pertimbangkan dua hal berikut ini :

  1. Pilih bahan tenda yang sesuai dengan rombongan Anda. Jika bersama orang-orang dewasa yang doyan petualangan, bisa memilih tenda dari terpal. Namun jika dengan anak-anak kecil, pilihlah tenda yang bertembok atau memiliki bangunan semi permanen.
  2. Jika Anda tak mau tersiksa hawa dingin pegunungan, pilih glamping yang dilengkapi dengan sistem penghangat ruangan.
  3. Pilih akses yang paling sesuai dengan kemampuan Anda. Jika ingin sedikit berpetualang, bisa memilih glamping yang lokasinya sedikit terpencil jauh dari pemukiman penduduk dan keramaian.

Baca juga: 4 Penginapan Glamping di Bali untuk Staycation

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com