Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Hirup Uap Panas Rebusan Daun Jambu Biji untuk Covid-19

Kompas.com - 08/03/2021, 12:57 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Beredar unggahan di media sosial Facebook yang menyebutkan  terapi menghirup uap panas dari racikan daun jambu biji, jahe, dan bahan-bahan lainnya untuk mengatasi Covid-19.

Informasi tersebut menyebutkan, uap panas hasil rebusan dari bahan-bahan tersebut dapat dihirup 3 kali sehari untuk melancarkan saluran pernapasan dan membersihkan paru-paru.

Dari konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, uap panas dari racikan bahan-bahan tersebut memang memiliki manfaat untuk melegakan saluran pernapasan, tetapi tidak spesifik untuk melawan Covid-19.

Oleh karena itu, narasi klaim pada unggahan ini tidak tepat sehingga perlu diluruskan

Narasi yang beredar

Diketahui, informasi tersebut disebarkan di sejumlah grup Facebook dalam bahasa Inggris.

Salah satunya oleh akun Facebook Thembalani Nkonde di grup Epworth Legends yang memiliki 4.500 anggota.

Berikut narasi selengkapnya (diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia):

"Daun jambu, jahe, bawang putih, lemon, bawang merah, dan cuka. Campur dengan air panas. Hirup uap panas hasil rebusan bahan-bahan tersebut 3 kali sehari hingga anda berkeringat. Uap itu akan membuat saluran pernapasan anda tetap lancar dan paru-paru anda bersih. Lakukan untuk diri anda sendiri. Mari lawan Covid19 bersama-sama…"

Tangkapan layar unggahan tidak tepat tentang manfaat uap panas rebusan jambu biji dapat melawan Covid-19.Facebook Tangkapan layar unggahan tidak tepat tentang manfaat uap panas rebusan jambu biji dapat melawan Covid-19.

Konfirmasi Kompas.com

Untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut, Kompas.com menghubungi Juru Bicara Satgas Covid-19 Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Tonang Dwi Ardyanto.

Tonang mengatakan, informasi tersebut tidak sepenuhnya salah, melainkan tidak tepat penyampaiannya.

"Artinya, terapi uap itu memang ada hubungannya dengan saluran nafas, seperti juga pada pasien asma misalnya. Tapi tidak spesifik melawan Covid-19," kata Tonang saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/3/2021).

Tonang mengatakan, terapi tersebut sebaiknya juga tidak dilakukan secara berlebihan.

"Tiga kali itu sudah maksimal. Sebaiknya cukup sekali sehari saja sebenarnya agar mengurangi risiko iritasi saluran nafas," ujar Tonang.

Narasi serupa sudah banyak beredar

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com