KOMPAS.com - Ghosting ramai diperbincangkan warganet sejak Minggu (7/3/2021).
Keramaian ini berawal dari rumor hubungan anak Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep dengan kekasihnya, Felicia. Kaesang dirumorkan memutuskan hubungan tiba-tiba, tanpa kabar.
Wargenet pun mengistilahkannya sebagai ghosting.
Lagi rame ngomongin "Ghosting" gw sampai nyari artinya di gugel
— Izz Al Wiru ???? (@IMCMushroom) March 7, 2021
Nih yg belum ngerti ,
Ghosting :"Menggantung atau gantung adalah istilah untuk menggambarkan pemutusan komunikasi sepenuhnya kepada pasangan, pacar, atau teman, tanpa memberitahukan alasan di balik sikap tersebut"
jadi ini di ghosting atau ngga? kalo ada kata putus beserta alasannya seharusnya ga pake kata "ghosting" (digantungin tanpa kabar). karna kalo udah putus duluan, jelas masalahnya krn apa, ga etis kalo beberkan masalah ke publik krn dr internal sdh diselesaikan baik2 masalahnya.
— ???????? (@kucingpinkk) March 6, 2021
Psikolog Dr. Baby Jim Aditya, M.Psi mengatakan, penyebab ghosting dalam pacaran dapat terjadi oleh berbagai macam hal.
"Itu penyebabnya pasti banyak, enggak sama kan antara kasus A dan kasus B, pasti beda. Dilihat satu demi satu, tidak bisa disamaratakan," kata Baby, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (7/2/202).
Baca juga: Kekasih Menghilang Tanpa Kabar dan Kepastian, Apakah Itu Ghosting?
Baby menjelaskan, ghosting dapat terjadi akibat respons manusia atas sesuatu yang tidak tertahankan dalam hubungan.
"Ghosting itu sendiri kan respons atas sesuatu yang tak tertahankan mungkin ya. Kalau enggak, kenapa harus ghosting?" kata dia.
Penyebab ghosting bisa bermacam-macam, meski polanya sama.
Ghosting terjadi ketika seseorang memutuskan semua komunikasi tanpa penjelasan. Dalam perkembangannya, orang yang menghilang itu bukan hanya tak dapat ditemui secara fisik, tetapi juga tidak membalas pesan dan telepon.
Menurut Baby, harus ditelusuri apa penyebab ghosting sehingga bisa mencari jalan penyelesaiannya.
Baby berpandangan, kemungkinan seseorang melakukan ghosting terhadap pasangannya karena beberapa sebab berikut ini:
1. Tidak dapat solusi
Dalam suatu hubungan, bisa jadi ada permasalahan yang hanya diketahui oleh pasangan tersebut.
Ghosting dapat terjadi jika ada rasa ketidakcocokan tetapi enggan membahas atau menyelesaikannya. Sampai akhirnya tak menemui solusi dan pergi begitu saja.
"Ada masalah tapi gak mau membalas, ada ketidakcocokan dalam beberapa hal, sudah pernah dibahas tetapi tidak menemukan solusinya," kata Baby.
2. Pertahanan diri
Kemungkinan lainnya, seseorang melakukan ghosting karena alasan pertahanan diri atau self defence.
Pertahanan diri ini muncul karena ada hal yang tidak dapat ditangani secara emosional oleh orang tersebut.
"Kalau itu sebagai defence, ya mungkin dia sedang deffance dari hal-hal tertentu yang dia gak bisa handle," jelas Baby.
Baby mencontohkan, pasangan yang selalu ditanya kapan nikah. Bila salah satunya merasa banyak tuntutan dan tidak tahan, akhirnya memutuskan peri gbegitu saja.
"Mungkin karena terlalu banyak tuntutan, misalnya enggak siap nikah tapi ditanya mulu nikah kapan, pusing juga kan," kata dia.
3. Tidak mau terbuka
Hal lain yang menyebabkan ghosting adalah sikap tidak mau terbuka. Saat ada masalah, memilih untuk menutupi kesalahan agar pasangan tidak terluka.
"Atau misalnya cemburu berlebihan, atau menemukan fakta pasangannya ada hubungan dengan orang lain tetapi tidak mengakui, atau merasa ragu pada kemampuan diri sendiri untuk meneruskan hubungan, nanti bilang ke pacar, pacarnya jadi kasihan," jelas Baby.
Sikap tidak terbuka pada akhirnya akan berdampak buruk pada keberlangsungan hubungan.
4. Takut komitmen
Ada beberapa orang yang memang tidak berani mengambil komitmen jangka panjang. Ketika dituntut untuk menjalin komitmen, mereka memilih memutuskan hubungan.
"Atau takut berkomitmen lebih lanjut, kan memang ada orang-orang yang maunya have fun aja gitu. Kalau udah lebih dari have fun, gak mau berkomitmen lebih lanjut," kata Baby.
Untuk menghadapi orang semacam ini, Baby menyarankan bahwa orang yang ditinggal harus memahami risikonya.
Jika tetap mempertahankan hubungan atau suatu saat "balikan" dengan pasangan yang melakukan ghosting, maka harus siap dengan konsekuensinya.
"Apakah dia mau hidup bersama orang yang tidak berkomitmen," ujar Baby.
5. Pengecut
Terakhir, Baby menyebut salah satu penyebab seseorang melakukan ghosting adalah sikap pengecut dalam dirinya.
Pengecut yang dimaksudnya adalah keengganan untuk memutuskan hubungan secara baik-baik karena alasan takut dan tidak bertanggung jawab.
"Atau memang model orang yang ghosting ini pengecut. Mau enaknya aja, ada tanggung jawab enggak mau, atau tanggung jawab berkomitmen jangka panjang enggak mau," kata Baby.
Baby menilai, ada indikasi hubungan toxic dalam fenomena ghosting.
Ia mencontohkan, jika salah satu dari pasangan kekasih selingkuh, maka masing-masing harus introspeksi. Keduanya perlu membahas keberlanjutan hubungan.
"Kalau misalnya ada salah satu dari mereka yang selingkuh, itu masing-masing harus introspeksi. Sebenarnya masih mau bareng atau sama si selingkuhan, harus milih kan," kata dia.
Adapun jika pasangan menghilang tanpa kabar begitu saja, terutama dengan indikasi negatif, Baby menyarankan untuk segera tinggalkan saja.
"Ya kalau dia pergi karena alasan-alasan yang negatif itu, bukankah lebih baik dia pergi. Ngapain hidup sama orang-orang toxic? Jangan-jangan itu isyarat dari alam semesta bahwa orang ini memang bukan untuk kita," ujar Baby.
Baca juga: Kenali Alasan Kamu Jadi Korban Ghosting, Ditinggal Pas Sayang-sayangnya
Di-ghosting tentu menyakitkan. Setelah menjalin hubungan dekat, kemudian ditinggal tanpa kabar, butuh proses untuk merelakannya. Hal ini juga dibenarkan oleh Baby.
"Mungkin for the very first time, for the very first place itu enggak enak, merasa disakiti, tapi setiap perubahan kan memang menyakitkan," kata dia.
Validasi atas perasaan sedih, kecewa, marah, sebal, dan sejenisnya penting untuk menjaga kewarasan.
Healthline merangkum hal yang dapat dilakukan ketika mendapat serangan dari tukang ghosting, meliputi: