Di atas panggung, gaya Gito sebagai penampil amat eksplosif dan nyaris tanpa saingan.
Gito juga dikenal karena gayanya yang cenderung mengarah ke musik R&B, funky, dan soul, ketimbang rock yang keras.
The Rollies kala itu merajai belantika musik karena menawarkan pula dukungan brass section, termasuk Gito sendiri yang merangkap sebagai peniup terompet.
Baca juga: Mengenang Profesor Drum Neil Peart...
Di akhir hayatnya, Gito dikenal sebagai sosok yang relijius. 11 hari sebelum masuk RS Pondok Indah, Gito sempat berdakwah di Padang, Sumatera Barat.
Meski demikian, masa remaja Gito sempat dihabiskan dengan kehidupan hura-hura, alkohol, dan narkoba.
Mengutip obituari yang ditulis oleh Budiarto Shambazy, dan dimuat di Harian Kompas, 1 Maret 2008, sejak remaja, Gito telah menjadi street fighter yang tidak betah di rumah, yang akhirnya membuatnya terperosok ke dunia gelap alkohol serta narkoba.
Baca juga: Viral Siswi SMA Negeri di Demak Diduga Pesta Miras, Ini Faktanya