Kadal mampu bertahan hidup di lingkungan hidup yang paling tidak kondusif bagi mahluk hidup yaitu gurun pasir.
Maka menyebut manusia apalagi ras tertentu dengan sebutan kadrun pada hakikatnya bukan penghinaan namun pujian bagi manusia yang dianggap memiliki daya bertahan hidup di lingkungan yang sangat amat tidak ramah seperti kadal gurun.
Maka saya sebagai warga keturunan ras tertentu yang bermata sipit juga merasa tersanjung jika disebut sebagai bapit sebagai akronim babi sipit. Mengenai istilah sipit memang kebetulan mata saya sipit.
Sementara babi adalah hewan yang sangat berguna bagi manusia sebab mulai dari daging perut sampai ke kaki bahkan kuping babi memang lezat untuk dimakan manusia.
Para pelatih hewan untuk tampil di pergelaran sirkus memuji babi sebagai hewan paling cerdas dibanding dengan sapi, kambing, kuda bahkan anjing.
Pesaing kecerdasan babi paling-paling hanya dolphin. Maka disamakan dengan binatang cerdas merupakan kehormatan bagi saya.
Justru para babi malah merasa terhina jika martabatnya direndahkan untuk setara dengan mahluk tidak cerdas seperti saya.
Namun tidak semua insan manusia tidak sensitif seperti saya. Maka sebaiknya jangan gunakan sebutan satwa bagi sesama manusia demi tidak melukai perasaan sesama manusia.
Jangan keliru menafsirkan kebebasan menyampaikan pendapat sebagai kebebasan menghina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.