Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Longsor di Nganjuk: 13 Korban Meninggal Ditemukan, 6 Lainnya Masih Hilang

Kompas.com - 18/02/2021, 09:12 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian korban yang tertimbun tanah longsor di Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Adapun peristiwa tanah longsor tersebut terjadi pada Minggu (14/2/2021) pukul 18.30 WIB.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati menyatakan, tim SAR gabungan, Rabu (17/2/2021) pagi, kembali menemukan satu korban meninggal dunia.

"Merujuk data dari Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB per Rabu (17/2/2021), total korban yang berhasil ditemukan tim gabungan berjumlah 13 orang meninggal dunia dan 6 orang masih dalam pencarian," ujar Raditya dalam rilis yang diterima, Kamis (18/2/2021).

Baca juga: Analisis BMKG soal Cuaca Ekstrem Januari-Februari 2021...

Sementara itu, kata Raditya, longsor juga mengakibatkan 20 orang lainnya luka-luka.

Para korban luka tersebut mendapatkan perawatan medis di puskesmas setempat.

Hingga saat ini, tim gabungan masih berupaya melakukan pencarian dan evakuasi korban yang masih tertimbun longsor.

"Tim gabungan telah mengerahkan 5 buah alat ekskavator untuk membantu mempercepat pencarian korban di lokasi longsoran," jelas Raditya.

Baca juga: 5 Bencana di Awal 2021, dari Longsor Sumedang hingga Erupsi Gunung Semeru

Di samping itu, Pos Komando Penanganan Darurat Bencana Tanah Longsor juga menginformasikan proses evakuasi terkendala cuaca hujan di sekitar lokasi bencana.

Hujan yang turun, diungkapkannya, sangat berpengaruh pada kondisi tanah sehingga tim gabungan dengan cermat memantau gerakan tanah.

"Proses evakuasi sempat dihentikan sementara karena kondisi hujan. Di sisi lain, jalur evakuasi melalui mobil ambulans terkendala dengan akses jalan sempit dan pergerakan orang," kata dia.

Baca juga: Banjir Kalsel, Meluasnya Lahan Sawit, dan Masifnya Pertambangan...

Tanggap darurat bencana banjir dan longsor

Upaya lanjutan pencarian korban longsor di Dusun Selopuro Ngetos, Selasa (16/2/2021).KOMPAS.com/USMAN HADI Upaya lanjutan pencarian korban longsor di Dusun Selopuro Ngetos, Selasa (16/2/2021).

Raditya menambahkan, Pemerintah Kabupaten Nganjuk telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan longsor ini berlaku selama 14 hari, terhitung mulai 15-28 Februari 2021.

Penetapan status ini dikeluarkan melalui SK Bupati Nomor 188 Tahun 2021 tentang penetapan status tanggap darurat bencana banjir di beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Nganjuk dan bencana tanah longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.

"Merespons kondisi darurat, BNPB telah memberikan bantuan logistik berupa masker dewasa 1.000 buah, masker anak-anak 1.000 buah, rapid test antigen 200 tes, sarung 200 buah, matras 100 buah, dan makanan siap saji," kata dia.

"BNPB juga akan menyerahkan bantuan dana siap pakai (DSP) sebesar Rp 500 juta untuk penanganan pasca-banjir dan longsor di Kabupaten Nganjuk," pungkasnya.

Baca juga: Banjir Semarang Disebut karena Hujan Ekstrem, Ahli: Kurang Tepat

Sebagaimana diberitakan, kejadian bencana longsor di Nganjuk, Jawa Timur, dipicu hujan dengan intensitas sedang sampai tinggi pada Minggu (14/2/2021) yang terjadi sekitar pukul 15.00-19.00 WIB.

Hujan deras itu mengakibatkan tebing longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Nganjuk, pada pukul 18.00 WIB.

Akibat kejadian ini, terdapat 54 KK atau 186 jiwa terdampak dan 139 jiwa mengungsi di depan SDN 3 Ngetos.

Baca juga: Jakarta Siaga Banjir, Berikut 3 Cara Mengecek Ketinggian Muka Air

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com