Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Kisah Pasien Sembuh Covid-19 Alami Parosmia, Ini Penjelasan Ahli

Kompas.com - 07/02/2021, 20:00 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah twit tentang penyintas Covid-19 yang masih mengalami gejala parosmia, viral di Twitter pada Minggu, (7/2/2021).

Pemilik akun @rehuellahangela menceritakan lewat twit-nya bahwa temannya sejak sembuh dari Covid-19 mengalami parosmia. Sehingga temannya tidak bisa makan jamur karena tidak tahan pada baunya.

Tak hanya itu, temannya juga tidak bisa menggunakan essential oil karena baunya tercium berubah menjadi tidak enak. 

Baca juga: Kenali Apa itu Parosmia, Gejala Covid-19

Dia juga memperingatkan bahwa Covid-19 tidak sederhana seperti yang dipikirkan orang-orang. Berikut ini narasinya:

"Temenku sejak sembuh covid jadi parosmia.
Jadi ga bisa makan jamur karena ga tahan baunya, worse, jadi ga bisa pake Essential Oil yg biasa dia pakai karena baunya udah jadi berubah ga enak di hidung dia..
Buat yang ngerasa covid tu ringan, banyak efek samping yg nyiksa juga lho."

Twit tersebut telah disukai lebih dari 7.814 kali dan dibagikan lebih dari 3.656 kali.

Benarkah parosmia bisa terjadi setelah sembuh dari Covid-19?

Gejala Covid-19 parosmia

Dokter umum yang juga kandidat PhD bidang medical science di Kobe University Jepang, Adam Prabata menjelaskan, parosmia merupakan salah satu gejala Covid-19.

"Gejala Covid-19 itu, tapi bisa berlanjut hingga setelah dinyatakan sembuh," ujarnya pada Kompas.com, Minggu (7/2/2021). 

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

 

Selain itu, Adam menjelaskan tidak tepat jika parosmia disebut efek samping dari Covid-19.

Akan tetapi parosmia adalah keluhan atau konsekuensi jangka panjang jika di kasus tersebut terjadi dalam waktu lama setelah dinyatakan sembuh.

Baca juga: Parosmia Disebut sebagai Gejala Baru Covid-19, Apa Itu?

Parosmia, anosmia, hiposmia, dan phantosmia

Lebih lanjut dia menjelaskan perbedaan antara parosmia, anosmia, hiposmia, dan phantosmia. Berikut penjelasannya:

1. Anosmia: kehilangan kemampuan penciuman total

2. Hiposmia: kehilangan kemampuan penciuman sebagian (kemampuan penciuman masih ada, tapi menurun)

3. Parosmia: distorsi kemampuan penciuman (salah mempersepsikan bau)

4. Phantosmia: halusinasi bau (mencium bau yang sebetulnya tidak ada).

Baca juga: Mengenal Parosmia, Gejala Long Covid Pasien Cium Bau Tidak Sedap

Pemulihan

Adam menjelaskan, hingga saat ini belum ada obat atau terapi khusus yang terbukti bisa menyembuhkan gangguan penciuman, termasuk parosmia. 

Sementara itu untuk pemulihan parosmia, Adam menyarankan, penyintas bisa melakukan smell training dengan menggunakan bahan yang baunya menyengat, misalnya kopi atau parfum.

Kemudian, jika keluhannya berlanjut dan membuat tidak nyaman padahal sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19, dia menyarankan kepada pasien untuk segera ke dokter spesialis THT.

Terkait berapa lama parosmia terjadi pada penyintas Covid-19, menurut Adam, jangka waktunya bisa bervariasi. 

Dia mengatakan mayoritas akan membaik dalam 1-2 minggu, namun ada pula yang berkepanjangan hingga 6 bulan.

Baca juga: Parosmia, Gangguan Rasa dan Penciuman Setelah Sembuh dari Covid-19

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Apa itu Parosmia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com