Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekam Jejak Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah: Dekan Termuda FEUI hingga Stafsus SBY

Kompas.com - 06/02/2021, 12:20 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Ia sempat menjajal dunia asuransi sebagai analis pasar, sebelum memutuskan kembali ke bangku kuliah, setahun kemudian. Pria yang akrab dipanggil Fiz itu mengambil program S-2 di bidang yang sama dan menyelesaikannya dalam tempo dua tahun.

Baca juga: Gantikan Anies Baswedan, Firmanzah Jabat Rektor Universitas Paramadina

Ia melanjutkan studi di Universitas Lille di Prancis, merupakan momen titik balik Fiz mengenal dunia yang lebih luas. Ia mendalami bidang strategi organisasi dan manajemen atas beasiswa dari universitas itu.

Fiz juga menjalani studinya pada tingkat doktoral dalam bidang manajemen internasional dan strategis di Universitas Pau and Pays De l’Adour, dan selesai tahun 2005.

Karena lulus tercepat di angkatannya, Fiz lantas mendapatkan tawaran beasiswa program doktoral dalam bidang manajemen strategis internasional dari University of Pau et Pays de l" Adour dan meraih PhD pada 2005.

Ia sempat mengajar setahun di almamaternya, sebelum dipanggil pulang oleh dekan FE UI saat itu dijabat oleh Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro.

Baca juga: Obituari Rektor Paramadina Fiimanzah: Dari Manajemen ke Marketing Politik, Dekan Termuda di UI, dan Kiprah Singkat

Tiga tahun berikutnya, ketika berusia 32 tahun, Fiz terpilih sebagai Dekan ke-14 FE UI periode 2009-2013 yang tercatat sebagai dekan termuda dalam sejarah UI.

Melansir Kompas.com (15/4/2009), ia berhasil unggul atas 7 kandidat yang lain, yakni: Dr Adi Zakaria, Dr Nining Soesilo, Prof Akhmadd Syahroza, Dr Chaerul Djakman, Dr Syaifol Choeryant, Arindra A PhD, dan Prof Sidharta Utama.

Atas kiprahnya di dunia akademis, khususnya bidang manajemen, sosok Fiz dikukuhkan menjadi seorang Guru Besar Tetap di Bidang Ilmu Manajemen Stratejik di Balai Sidang UI, 18 Agustus 2010.

Baca juga: Mahasiswi Paramadina Terobos Penjagaan Paspampres Jusuf Kalla

Stafsus Presiden SBY

Pria yang mendapat gelar PhD di bidang "Strategic and International Management" dari University of Pau et Pays de l'Adour Perancis di tahun 2005 ini diberi kepercayaan untuk menjadi salah satu Staf Khusus (stafsus) Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono di bidang ekonomi sejak 2012-2015.

Berdasarkan pemberitaan Kontan (15/6/2012), Fiz ditunjuk karena pada saat itu Presiden SBY belum memiliki stafsus di bidang ekonomi, sementara untuk menjalankan tugasnya, SBY membutuhkan masukan-masukan dari orang yang memang ahli di bidang itu.

Ketika diberi kepercayaan menjadi seorang stafsus presiden, anak ke-8 dari 9 bersaudara ini mengaku begitu terhormat.

"Ini sebuah dunia baru, selama ini besar di kampus, sekarang mendampingi Presiden memberikan masukan dan data perekenomomian dalam dan luar negeri," kata dia ketika itu.

Sesaat setelah menerima tawaran SBY, Fiz memutuskan untuk meninggalkan posisinya sebagai Dekan FE UI, karena khawatir tidak bisa membagi fokusnya dengan maksimal.

Baca juga: Ahok Jadi Wali Mahasiswa dalam Wisuda Universitas Paramadina

Karier akademis dan profesional

Berdasarkan biodata yang diberikan pihak Universitas Paramadina, sosok Prof Fiz tercatat menjadi staf pengajar aktif di 3 universitas: Universitas Paramadina (sejak 2015), Universitas Indonesia (sejak 2005), dan di Universutas Pertahanan (sejak 2016).

Selain itu, ia juga pernah beberapa kali menjadi Visitting Professor di sejumlah perguruan tinggi luar negeri, seperti Perancis, China, dan Amerika Serikat.

Sementara di dunia profesional, selain sebagai Stafsus bidang ekonomi untuk Presiden SBY, Fiz juga sempat menjadi Komisaris PT. Perusahaan Gas Negara (2012-2015), anggota Dewan Penasihat Menteri Perikanan dan Kelautan RI (2012-2013), anggota Komite Manajemen Risiko PT CIMB Niaga Tbk (2016-sekarang), anggota Dewan Penasihat Kadin (2016-sekarang), dan lain-lain.

Selama kariernya, Fiz sudah menulis 7 buku, puluhan publikasi ilmiah, dan mendapat penghargaan Bintang Jasa Utama dari Presiden RI (2014).

Baca juga: Guru Besar FEB UI Firmanzah Meninggal Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com