Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, Gunting Tali Masker Sekali Pakai Sebelum Dibuang, Ini Alasannya

Kompas.com - 06/02/2021, 10:02 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masker menjadi salah satu item wajib yang harus dipakai ketika beraktivitas di luar rumah selama pandemi Covid-19. 

Sebab masker dianjurkan banyak ahli karena efektif untuk melindungi diri dari paparan virus corona yang penyebarannya terjadi melalui droplet dan bisa berupa aerosol.

Meskipun demikian, banyak pengguna masker sekali pakai yang membuang limbah masker tanpa menggunting tali karetnya. Sehingga hal itu menjadi bencana bagi sejumlah hewan

Baca juga: Satwa Liar Hadapi Ancaman Limbah Masker Sekali Pakai

Membahayakan hewan

Seperti peristiwa di Essex, Inggris, di mana seekor burung camar ditemukan kesulitan berjalan akibat kedua kakinya terlilit tali elastis sebuah masker medis sekali pakai.

"Jelas masker itu ada di sana selama beberapa waktu dan tali elastisnya telah mengencang di kakinya, itu menyebabkan persendiannya bengkak dan sakit," kata salah satu petugas Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA), Adam Jones, dikutip dari The Pacer, (3/9/2020).

Hal itu diketahui dari kesaksian seorang karyawan showroom mobil di dekat lokasi.

Ia menyebut seminggu sebelumnya telah melihat burung itu kesulitan berjalan, namun setiap kali didekati untuk melihat apa yang terjadi, camar itu selalu terbang dan pergi.

Hingga kemudian, burung itu kembali datang, dan kali itu ia tidak bergeming dari tempatnya saat didekati.

Staf itu pun langsung membawanya ke South Essex Wildlife Hospital untuk ditangani oleh dokter hewan, mengutip heart.co.uk (4/9/2020).

Pihak rumah sakit menyebutkan kejadian hewan terperangkap dalam masker dan sarung tangan plastik sudah kerap kali mereka temui. Misalnya pada rubah dan landak.

Baca juga: Masker Duckbill, Efektivitasnya Cegah Covid-19 dan Cara Merawat Limbah Masker

Kampanye gunting tali masker

Untuk itu, RSPCA membuat kampanye khusus untuk mencegah terjadinya hal serupa.

Imbauannya, pengguna masker sekali pakai diajak untuk membuang limbah masker dengan cara yang benar.

Caranya adalah dengan memotong tali masker sebelum membuangnya.

Ini memang tidak membuat limbah-limbah ini lebih mudah terurai, mereka akan tetap mengendap di permukaan tanah maupun air nantinya, tapi setidaknya cara ini dapat mencegah kejadian masker menjerat dan menyakiti binatang di alam bebas.

Baca juga: Setelah Tak Dipakai, Bagaimana Cara Menanggulangi Limbah Masker? Ini Penjelasan Dinkes

Meski dinilai lebih efektif, penggunaan masker medis atau sekali pakai memang tidak begitu dianjurkan untuk masyarakat, karena sampah yang ditimbulkan. Masyarakat diimbau untuk lebih memilih menggunakan masker kain yang dapat digunakan berkali-kali dengan cara dicuci.

Hal itu tentu dapat menekan jumlah limbah masker sekali pakai yang ada di Bumi. Selain itu, biaya yang dikeluarkan juga akan menjadi lebih sedikit, karena tidak perlu selalu mengeluarkan uang untuk membeli masker yang baru.

Tidak hanya tali masker sekali pakai, masyarakat juga diimbau untuk turut memotong sarung tangan plastik, kantong plastik dengan lubang jinjingan, juga plastik krat tempat kaleng-kaleng, sebelum memuangnya.

Semua dengan alasan yang sama, benda-benda itu memiliki bentuk yang bisa membuat hewan-hewan di alam bebas terjebak dan tidak bisa melepaskan diri darinya.

Baca juga: Pemprov DKI Musnahkan 1,2 Ton Limbah Masker Bekas Selama Pandemi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com