Mengutip pemberitaan Kompas.com (31/1/2021), Daryono mengungkapkan, suara-sura dentuman yang terjadi bisa saja bersumber dari kejadian gempa bumi dengan kriteria tertentu.
Salah satunya dari gempa yang memiliki hiposenter sangat dangkal.
"Gempa dangkal bisa memicu suara dentuman kalau gempa yang terjadi hiposenternya sangat dangkal, dekat permukaan sumbernya. Bisa keluar dentuman bahkan lightning, pancaran cahaya kilat," kata Daryono.
Baca juga: Gempa Majene, 10 Titik Pengungsian, dan Potensi Tsunami...
Kemudian, dentuman dapat terjadi akibat adanya gerakan tanah berupa rayapan cepat di bawah permukaan bumi yang disebabkan oleh gempa.
Selain itu, dentuman terkait gempa bumi bisa muncul saat ada asosiasi dengan aktivitas sesar.
"Dalam hal ini ada mekanisme dislokasi batuan yang berlangsung sangat cepat hingga timbul suara dentuman. Apalagi jika terjadinya deformasi batuan dekat dengan kawasan lembah dan ngarai yang curam dan berrongga, sehingga memungkinkan pukulan gelombang seismik bergema dan menimbulkan resonasi," lanjut dia.
Namun, jika dentuman yang berasal dari gempa, Daryono memastikan semua itu akan tercatat di sensor seismik dan gelombang gempa akan terekam seismograf.
Baca juga: Menilik NYIA, Bandara Pertama yang Diklaim Tahan Gempa dan Tsunami
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.