Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kudeta Militer, Berikut Kondisi WNI dan Kontak Darurat KBRI di Myanmar

Kompas.com - 02/02/2021, 13:52 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kudeta militer terjadi di Myanmar.

Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi bersama sejumlah tokoh senior Partai National League for Democracy (NLD) ditangkap dalam sebuah penggerebekan, Senin (1/2/2021).

Pihak militer Myanmar pun mengumumkan keadaan darurat selama satu tahun.

Baca juga: Imbas Lockdown, Warga Miskin Myanmar Konsumsi Tikus dan Ular

Mereka juga menunjuk seorang jenderal untuk menggantikan tugas presiden, demi menjaga stabilitas negara.

Ketegangan politik sempat berdampak pada ganguan jaringan internet dan komunikasi.

Organisasi pemantau keamanan siber dan tata kelola Internet, NetBlocks, melaporkan jaringan internet di Myanmar terganggu mulai Senin pukul 03.00 waktu setempat.

Baca juga: 1 September 1969, Muammar Gaddafi Pimpin Kudeta Libya

Lantas, bagaimana kondisi warga negara Indonesia (WNI) di Myanmar?

Keluarga tidak perlu khawatir

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Teuku Faizasyah menyampaikan bagi masyarakat Indonesia yang keluarganya berada di Myanmar tidak perlu khawatir.

"InsyaAllah tidak perlu khawatir," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/1/2021).

Teuku juga menyampaikan bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Yangon telah menjangkau dan memastikan kondisi WNI di Myanmar.

"Informasi dari KBRI, mereka telah menjangkau simpul-simpul masyarakat Indonesia untuk memastikan kondisi mereka dan mengkoordinasikan aspek perlindungan WNI," jelas Teuku.

Baca juga: Ancaman Kelaparan dan Potret Kondisi TKI di Malaysia Saat Pandemi Corona...

Imbauan untuk WNI di Myanmar

Adapun untuk WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) yang saat ini berada di Myanmar, KBRI mengimbau untuk tetap tenang.

"WNI/BHI Indonesia tetap tenang, waspada, dan dapat melakukan langkah-langkah yang diperlukan," tulis KBRI Yangon, Senin (1/2/2021).

Jumlah WNI yang menetap di Myanmar sampai saat ini tercatat sekitar 500 orang.

Rata-rata mereka bekerja di sektor migas, pabrik, industri garmen dan anak buah kapal.

Baca juga: 10 Negara dengan Militer Terkuat di Dunia 2021, Bagaimana dengan Indonesia?

Baca juga: Saat Militer Disebut Dibutuhkan untuk Menegakkan Disiplin Protokol Kesehatan Covid-19...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com