Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/01/2021, 19:29 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung Merapi telah mengeluarkan awan panas guguran (APG) sebanyak 36 kali dengan jarak luncur 500 hingga 3.000 kilometer dari kawah puncak pada Rabu (27/1/2021).

Hal itu berdasarkan pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pada pukul 00.00-14.00 WIB.

Awan panas guguran Merapi tercatat mengarah ke barat daya menuju hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.

Baca juga: Erupsi Gunung Merapi, Luncurkan 36 Kali Awan Panas dalam 14 Jam

Kepala BPPTKG Hanik Humaira mengatakan aktivitas Gunung Merapi saat ini telah memasuki fase erupsi efusif.

Pada fase tersebut, imbuhnya pertumbuhan kubah lava terus meningkat dan disertai adanya guguran lava dan awan panas guguran.

"Sejak 4 Januari 2021, Gunung Merapi telah memasuki fase erupsi yang bersifat efusif atau yang biasa kita kenal juga sebagai Tipe Merapi, yaitu erupsi dengan pertumbuhan kubah lava kemudian disertai dengan guguran lava dan awan panas guguran," ujarnya sebagiamana dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (27/1/2021).

Baca juga: Merapi Erupsi, Berikut Wilayah yang Dilanda Hujan Abu

Hujan abu

Situasi pasca terjadi awan panas guguran. Tampak petugas sedang berjaga di Ngrangkah, Umbulharjo, Cangkringan, SlemanKOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Situasi pasca terjadi awan panas guguran. Tampak petugas sedang berjaga di Ngrangkah, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman

Selain awan panas guguran, pihaknya juga melaporkan adanya hujan abu vulkanik dengan intensitas tipis di beberapa desa di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali, dan daerah kota Boyolali, Jawa Tengah.

Pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak melakukan kegiatan di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III dengan jarak 5 kilometer dari puncak pada alur Kali Krasak, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Bebeng, dan Kali Putih.

Selain itu, untuk mengurangi risiko dari dampak abu vulkanik, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar mengenakan masker hingga menutup sumber atau tempat penampungan air.

"Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di daerah yang direkomendasikan," kata Hanik.

Baca juga: Catatan Erupsi Gunung Semeru 30 Tahun Terakhir

Ancaman lahar dingin

Lebih lanjut, Hanik menambahkan ancaman lain yang berpotensi terjadi adalah adanya lahar dingin, mengingat saat ini sebagaian wilayah Indonesia sudah memasuki musim penghujan.

"Erosi eksplosif masih berpeluang terjadi dengan lontaran material vulkanik diperkirakan mencapai radius 3 kilometer dari puncak," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Pemkab Klaten Sip Anwar menyatakan, ada satu lokasi di Klaten, Jawa Tengah yang dilanda hujan abu akibat kejadian awan panas guguran di Gunung Merapi.

Baca juga: Melihat Letusan Besar Gunung Merapi 10 Tahun Lalu...

Lokasi tersebut adalah Dukuh Gedong Ijo, Kecamatan Tegalmulyo, Kabupaten Klaten.

"Yang ada hujan abu itu di Tegalmulyo, Dukuh Gedong Ijo, memang ada hujan abu tetapi tidak begitu tebal sekitar jam 1 siang," ungkap Anwar saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/1/2021).

Anwar memastikan wilayah yang sempat dilanda hujan abu dalam kondisi baik-baik saja.

"Saat ini kondisinya bagus, mandali (aman terkendali) banget, warga masyarakat juga beraktivitas seperti biasa," kata Anwar.

Baca juga: Kenali, Berikut Tanda-tanda Suatu Gunung Api Mulai Aktif

Akbar Bhayu Tamtomo Riwayat Letusan Merapi sejak 1990-an

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warganet Sebut Gunung Marapi Tiba-tiba Meletus Minggu Sore, Ini Penjelasan PVMBG

Warganet Sebut Gunung Marapi Tiba-tiba Meletus Minggu Sore, Ini Penjelasan PVMBG

Tren
 10 Daerah dengan UMK 2024 Terendah Se-Indonesia, Ada Kotamu?

10 Daerah dengan UMK 2024 Terendah Se-Indonesia, Ada Kotamu?

Tren
Sederet Khasiat Air Rendaman Belimbing, Kolesterol Turun dan Sariawan Sembuh

Sederet Khasiat Air Rendaman Belimbing, Kolesterol Turun dan Sariawan Sembuh

Tren
Berkaca dari Kasus di Ngawi, Mengapa Rumah Bisa Tersambar Petir meski Penghuni Tak Menyalakan TV?

Berkaca dari Kasus di Ngawi, Mengapa Rumah Bisa Tersambar Petir meski Penghuni Tak Menyalakan TV?

Tren
[POPULER TREN] Kondisi Tubuh yang Sebaiknya Tidak Mengonsumsi Jahe | Efek Samping Makan Kangkung Tiap Hari

[POPULER TREN] Kondisi Tubuh yang Sebaiknya Tidak Mengonsumsi Jahe | Efek Samping Makan Kangkung Tiap Hari

Tren
Susu Panas atau Dingin, Mana yang Lebih Sehat?

Susu Panas atau Dingin, Mana yang Lebih Sehat?

Tren
BUMN BKI Buka Lowongan Kerja untuk Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

BUMN BKI Buka Lowongan Kerja untuk Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Tren
Ada Penampakan Rel di Samping Jembatan Otista, Benarkah untuk Trem Bogor?

Ada Penampakan Rel di Samping Jembatan Otista, Benarkah untuk Trem Bogor?

Tren
50 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia 2024, Ada Jokowi dan Dua Tokoh Indonesia

50 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia 2024, Ada Jokowi dan Dua Tokoh Indonesia

Tren
Meninggal Dunia, Berikut Profil dan Perjalanan Karier Mantan Kepala BNPB Doni Monardo

Meninggal Dunia, Berikut Profil dan Perjalanan Karier Mantan Kepala BNPB Doni Monardo

Tren
Ketahui, Ini Bahaya yang Mengintai Saat Minum Susu Mentah

Ketahui, Ini Bahaya yang Mengintai Saat Minum Susu Mentah

Tren
Update Letusan Gunung Marapi di Sumbar: Status Waspada, Warga Dilarang Mendekati Puncak

Update Letusan Gunung Marapi di Sumbar: Status Waspada, Warga Dilarang Mendekati Puncak

Tren
Saat AS dan Inggris Susul China Laporkan Pneumonia Misterius...

Saat AS dan Inggris Susul China Laporkan Pneumonia Misterius...

Tren
Daftar 27 Uang Rupiah Logam yang Sudah Tidak Berlaku Sepanjang 2023

Daftar 27 Uang Rupiah Logam yang Sudah Tidak Berlaku Sepanjang 2023

Tren
Saat Hujan Salju di Jerman Bekukan Pesawat dan Lumpuhkan Bandara..

Saat Hujan Salju di Jerman Bekukan Pesawat dan Lumpuhkan Bandara..

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com