Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lansia Tak Masuk Prioritas Pertama Vaksinasi Covid-19, Ini Kata Kemenkes

Kompas.com - 17/01/2021, 14:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Program vaksinasi virus corona Covid-19 di Indonesia telah dimulai sejak Rabu (13/1/2021).

Presiden RI Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 buatan Sinovac, disusul sejumlah kalangan, termasuk menteri dan influencer.

Saat ini, program vaksinasi prioritas untuk tenaga kesehatan dan petugas publik berlangsung serentak di seluruh provinsi secara bertahap.

Baca juga: Prioritas Vaksin Covid-19, Kenapa Lansia Tidak Divaksin Duluan?

Kelompok prioritas vaksinasi

Pemerintah juga telah menetapkan setidaknya enam kelompok prioritas vaksin virus corona.

Mereka adalah tenaga kesehatan, tokoh agama, tenaga pendidik, aparatur pemerintah, peserta BPJS, dan masyarakat berusia 18-59 tahun.

Akan tetapi, dari keenam kelompok tersebut, tak ada untuk kategori lansia.

Juru Bicara Vaksinasi dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, tidak adanya lansia dalam daftar prioritas itu disebabkan karena belum ada data mengenai keamanan vaksin pada lansia.

Menurut Nadia, nantinya lansia akan tetap menerima vaksin setelah data keamanan tersebut tersedia.

"Kelompok lansia tidak pada prioritas pertama tapi akan tetap menjadi penerima vaksin setelah ada data lanjut keamanan vaksin pada lansia, baik pada vaksin Sinovac maupun vaksin lainnya," kata Nadia kepada Kompas.com, Sabtu (16/1/2021).

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Kota Bekasi Dibagi 4 Tahap, Lansia Dapat Giliran Januari-April 2021

Tidak ada lansia

Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, vaksin Sinovac yang dipakai di Indonesia saat ini tak diuji pada lansia.

Menurut Wiku, mereka yang diuji dengan vaksin Sinovac adalah kelompok usia rentang 18-59 tahun.

"Karena vaksin yg dipakai pada awal ini adalah Sinovac yang diuji pada orang usia rentang 18-59 tahun," kata Wiku saat dihubungi secara terpisah, Sabtu.

Sementara itu dikutip dari Kompas.com (12/1/2021) Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini vaksin diprioritaskan untuk para tenaga kesehatan.

Sementara para lansia rencananya mendapatkan suntikan vaksin sekitar Maret-April 2021.

"Kita harapkan kalau vaksin Pfizer dan AstraZeneca datang di bulan April, itu adalah vaksin yang memang sudah uji klinisnya digunakan untuk di atas 60 tahun. Jadi kita akan mulai untuk petugas publik dan lansia itu sekitar bulan Maret-April," kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Selasa (12/1/2021).

Baca juga: Menkes: Vaksinasi Covid-19 Lansia Maret-April, Tunggu Pfizer dan AstraZeneca

Update vaksinasi

Hingga Jumat (15/1/2021), sudah ada 15.301 orang yang menerima suntikan vaksin Covid-19 di Indonesia.

Sementara penerima vaksin yang sudah registrasi sebanyak 500.029 dari 565.220 orang atau sekitar 88,51 persen.

Sejauh ini, belum ada laporan mengenai efek samping yang mengkhawatirkan dari para penerima vaksin.

Untuk diketahui, Indonesia memiliki 18 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac.

Sebanyak 3 juta di antaranya telah didistribusikan ke seluruh provinsi, sementara 15 juta dosis vaksin baru tiba beberapa waktu lalu.

Selain Sinovac, Indonesia juga rencananya akan menggunakan beberapa merek vaksin lain, yaitu Bio Farma, Novavax, Pfizer, Moderna, AstraZeneca, dan Sinopharm.

Baca juga: Cara Cek Penerima Vaksin Covid-19 dan Registrasi via SMS hingga WA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com