KOMPAS.com - Sulitnya mencari ruang perawatan di rumah sakit pada masa pandemi virus corona dialami banyak orang di berbagai daerah.
Tak hanya pasien Covid-19 yang kesulitan mendapatkan ruang perawatan, pasien non-Covid-19 juga mengalami hal yang sama.
Seorang pegawai swasta, Irfan (27), berbagi cerita kepada Kompas.com, Kamis (14/1/2021), pengalamannya saat mencarikan ruang perawatan bagi tantenya, LS (56), di Bandung, Jawa Barat.
Sang tante kini telah berpulang karena terlambat mendapatkan pertolongan medis, saat pencarian ruang perawatan di berbagai rumah sakit penuh.
Pada Jumat (8/1/2021) pagi, LS yang memiliki riwayat diabetes, tiba-tiba pingsan. Irfan mengatakan, tantenya tidak menunjukkan gejala Covid-19.
"Beliau memiliki riwayat diabetes, namun baru kali ini yang sampai ambruk," kata Irfan.
Kemudian, paman Irfan, AS (56), menghubungi orangtua Irfan menginformasikan kondisi istrinya dan meminta Irfan untuk mengantar ke klinik terdekat.
Mereka pun berangkat ke klinik tempat LS biasa berobat dengan ditemani dua orang adik Irfan.
Tak lama kemudian, ibu Irfan menyusul ke klinik. Di sana, LS diupayakan untuk ditangani, namun karena peralatan yang terbatas, LS dirujuk ke rumah sakit.
Baca juga: Rumah Sakit Penuh Itu Nyata, Ini Cerita Sulitnya Mencari Ruang Perawatan RS...
Rumah sakit pertama yang didatangi adalah sebuah rumah sakit di Bandung Barat.
"Di sanalah penolakan pertama terjadi. Alasan penolakan adalah karena RS penuh," kata Irfan.
Lalu, mereka menuju ke RS kedua di Cimahi. Di sana pun mereka ditolak, karena rumah sakit sedang disterilisasi karena ada tenaga kesehatan yang terinfeksi virus corona.
Selanjutnya, mereka berupaya menuju ke rumah sakit ketiga yang lokasinya tak jauh dari rumah sakit sebelumnya.
Awalnya, di sana juga ditolak dengan alasan penuh dan tak ada ruang perawatan. Setelah didesak, LS akhirnya diterima.
Akan tetapi, pihak rumah sakit memberi syarat, keluarga harus menandatangani surat pernyataan yang menyebutkan bahwa sebelum ditangani, LS harus dites Covid-19 terlebih dahulu.