Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Sakit Penuh Itu Nyata, Ini Cerita Sulitnya Mencari Ruang Perawatan RS...

Kompas.com - 12/01/2021, 07:05 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ruang perawatan di banyak rumah sakit penuh. Tak hanya pasien Covid-19, tetapi pasien non Covid-19 juga mengalami kesulitan mendapatkan ruang perawatan.

Keluhan bahwa rumah sakit penuh itu bukan mitos. Hal ini dialami Ratna Masirin (49) sekitar pekan lalu. Kakak iparnya, Ery Himawan (58), meninggal dunia karena kanker nasofaring yang dideritanya.

Kematian kakak iparnya itu menimbulkan duka mendalam bagi keluarga, serta bagi Ratna yang pada waktu itu mendampingi, dan membantu mencari ruang perawatan di rumah sakit.

Akan tetapi, pandemi Covid-19 yang telah melanda Indonesia selama berbulan-bulan ternyata membawa persoalan pelik.

Ratna kesulitan mencari ruang perawatan di rumah sakit bagi kakaknya. Di mana-mana penuh.

Menurut Ratna, kakak iparnya yang dalam kondisi kritis, tak bisa mendapatkan perawatan di beberapa rumah sakit. Ditolak, karena ruang perawatan yang telanjur penuh.

Ratna juga membagikan apa yang dialaminya melalui media sosial Twitter.

Baca juga: Rumah Sakit Penuh, Pasien Corona di Karawang Terpaksa Pulang ke Rumah

Tak sadarkan diri

Ratna, warga Jakarta Timur, ini, mengisahkan, pada Selasa (5/1/2021), dia dihubungi oleh asisten rumah tangga (ART) kakak iparnya yang mengabarkan bahwa sang kakak sudah dalam kondisi tak sadarkan diri.

"Kakakku tinggalnya di Bekasi Barat. Hari Selasa itu memang saya lagi di Jakarta, terus saya ditelepon sama ART kakakku, 'Ini bapak udah enggak respons' katanya begitu," ujar Ratna saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/1/2021).

Ratna mengatakan, pada saat itu, di rumah kakak iparnya hanya ada istrinya, anak laki-lakinya yang sedang sakit, dan anak perempuannya.

Setelah mendapat kabar itu, Ratna bergegas berangkat ke rumah kakak iparnya di Bekasi Barat. Dia mengatakan, pada saat itu kakak iparnya sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri.

"Tapi menurut aku refleksnya masih ada, karena kadang alisnya masih naik-turun. Akhirnya saya ajak ponakanku (perempuan) 'Ayo dek, kita cari IGD. Paling enggak kita nemuin tempat, baru kita bawa Papa'" kata Ratna.

Baca juga: Rumah Sakit Penuh, Pasien Covid-19 di Purbalingga Diisolasi di Gedung Bekas Sekolah

Rumah sakit penuh sesak

Bersama keponakannya, Ratna kemudian menuju ke rumah sakit terdekat dari kediaman kakak iparnya. Di sana, dia menceritakan kondisi kakak iparnya kepada petugas rumah sakit.

"Saya bilang, kakak saya sakitnya ini (kanker), terus dibilang 'Oh maaf ya, karena sakitnya udah ketahuan langsung ke rumah sakit tipe B'. Kebetulan yang di situ itu tipe C," kata Ratna.

Menurut petugas rumah sakit, peralatan yang ada tidak memadai sehingga meminta Ratna untuk menuju rumah sakit yang lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com