KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia kini tengah bersiap untuk melakukan vaksinasi virus corona.
Rencananya, vaksinasi Covid-19 akan dimulai pada pekan kedua Januari 2021 setelah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Meski demikian, masyarakat tak perlu khawatir soal keamanan vaksin, karena sudah dijamin oleh pemerintah.
Presiden Joko Widodo akan mendapat suntikan pertama dan disiarkan secara live di televisi nasional.
Dalam Surat Keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021 Tentang Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19 disebutkan ada beberapa reaksi yang mungkin akan muncul setelah divaksin.
Reaksi ini juga hampir sama dengan vaksin lainnya.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Mulai 13 Januari, Apa Saja yang Perlu Diketahui?
Beberapa reaksi tersebut antara lain:
Reaksi lokal
Reaksi sistemik
Reaksi lain
Baca juga: Jokowi Minta Vaksinasi Covid-19 Selesai Kurang dari Setahun, Mungkinkah?
Untuk reaksi ringan lokal, sesuai juknis Kemenkes, petugas kesehatan dapat menganjurkan penerima vaksin untuk melakukan kompres dingin pada lokasi tersebut dan meminum paracetamol sesuai dosis.
Sementara, untuk reaksi ringan sistemik, dianjurkan untuk minum lebih banyak, menggunakan pakaian yang nyaman, kompres atau mandi air hangat, dan meminum obat paracetamol sesuai dosis.
Perlu diketahui, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dapat terjadi.
Oleh karena itu, persiapan sistem pelayanan vaksinasi yang terdiri dari petugas pelaksana yang kompeten, peralatan yang lengkap, dan petunjuk teknis yang jelas harus dipersiapkan secara maksimal.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Dimulai 13 Januari, Bagaimana jika Izin Edar Vaksin Belum Terbit?
KIPI yang tidak terkait dengan vaksin atau koinsiden harus diwaspadai.
Pendataan status kesehatan sasaran yang akan divaksinasi juga harus dilakukan seoptimal mungkin.
Saat dihubungi Kompas.com, 3 Januari 2021, Sekretaris Perusahaan Bio Farma, Bambang Heriyanto, mengatakan, ketika dilakukan proses vaksinasi, maka ada yang disebut dengan pharmacovigilance.
Pharmacovigilance ini, kata Bambang, akan memantau KIPI selama program vaksinasi berlangsung.
Pemantauan dilakukan oleh lembaga independen yaitu Komisi Nasional Kejadian Ikutan Paska Imunisasi
Di setiap daerah juga ada Komda KIPI. Komnas KIPI bertugas memantau apabila ada kejadian.
Baca juga: RS Penuh, Jokowi Batasi Jawa-Bali
Pemantauan seperti ini merupakan hal yang wajar karena sudah berlangsung lama. Oleh karena itu, Bambang meminta agar masyarakat tak khawatir.
Seperti diketahui, vaksin secara umum tidak menimbulkan reaksi pada tubuh. Apabila terjadi, hal itu hanya menimbulkan reaksi ringan.
Vaksinasi memicu kekebalan tubuh dengan menyebabkan sistem kekebalan tubuh penerima bereaksi terhadap antigen yang terkandung dalam vaksin.
Reaksi lokal dan sistemik seperti nyeri pada tempat suntikan atau demam dapat terjadi sebagai bagian dari respons imun.
Baca juga: Erick Thohir Minta Bio Farma Tingkatkan Kemampuan untuk Dukung Vaksinasi Covid-19