KOMPAS.com - Cuti bersama pada akhir tahun ini telah dimulai sejak Kamis (24/12/2020).
Untuk mencegah penularan virus corona, pemerintah pusat berusaha membatasi pergerakan masyarakat saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Yaitu dengan mengeluarkan sederet kebijakan, seperti kewajiban melakukan rapid test antigen sebagai syarat perjalanan.
Baca juga: KAI Beri Promo Tiket Kereta Akhir Tahun, Cek Daftarnya...
Namun di sisi lain dinilai terjadi kontradiksi saat beberapa moda transportasi justru membagikan diskon atau promo tiket. Salah satunya tiket kereta.
Promo KAI Big Sale terdapat pada tanggal 20 Desember 2020 hingga 6 Januari 2021.
Railmin lagi iseng ngecek harga tiket di KAI Access nih, eh ada KAI Big Sale di tanggal-tanggal tertentu, pada masa liburan Natal dan Tahun Baru, yang bikin harga tiketnya makin murah lho!#KAIBigSale pic.twitter.com/Ehqf5Dmypw
— Kereta Api Indonesia (@KAI121) December 22, 2020
Menanggapi kondisi tersebut, epidemiolog Indonesia di Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan, hal ini menunjukkan tidak adanya integrasi penanganan pandemi antara pemerintah pusat dan daerah.
Selain itu menjadi bukti untuk kesekian kalinya bahwa regulasi pemerintah tidak mendukung pengendalian pandemi terutama dalam membatasi mobillisasi dan interaksi penduduk
"Adanya diskon ini kontradiktif dengan kebijakan atau imbauan. Menurut saya ini adalah bukti nyata dari temuan intra-action review dari WHO yang menyatakan bahwa salah satunya tidak adanya integrasi yang efektif dalam pengelolaan pandemi di Indonesia," katanya pada Kompas.com, Rabu (23/12/2020).
Baca juga: Jelang Libur Nataru 2021, Ini Tanggal dan Tujuan Terbanyak Pemesanan Tiket Kereta Api
Temuan ini menurut Dicky sangat memprihatinkan. Sebab saat kasus positif virus corona telah menembus angka 700.000 kasus, pemerintah tetap mendorong orang untuk akhirnya bepergian.
Dicky memberikan perbandingan kondisi di Indonesia dengan negara lain. Di China, saat Imlek dan kasus Covid-19 belum setinggi Indonesia, pemerintah setempat melakukan pembatasan hingga lockdown.
China membatasi pergerakan masyarakat yang biasanya terjadi saat Imlek karena orang-orang pulang kampung.
"Kasus kita jauh lebih buruk tapi pendekatan kita kontradiktif. Itu sebabnya gelombang pertama tidak kunjung turun, karena kebijakan tidak satu suara," tuturnya.
Baca juga: Indonesia Tak akan Lockdown Wilayah Terjangkit Corona
Di negara bagian Quensland, dia mengatakan juga terjadi pembatasan ketat pada awal pandemi, seperti kapasitas angkutan umum sangat dibatasi, pergerakan massa dibatasi, dan sebagainya.
Dicky mengatakan saat ini mereka telah memetik buah dari kesabaran mereka sekitar 9 bulan. Di Quensland sudah tidak ditemui kasus Covid-19 dan kematian.
Di sana sekarang masyarakat sudah bisa berpindah meski di dalam negara bagian. Tapi walau tidak ada kasus lagi, mereka tetap membatasi perjalanan keluar negara bagian.
Dia berharap Indonesia juga bisa menerapkan pembatasan pergerakan masyarakat antar daerah.
Selain itu dia juga menyarankan, agar kebijakan antara pemerintah pusat harus didukung oleh pemerintah daerah, kementerian, atau lembaga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : Infografik: Macam-macam Penularan https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.