Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia sudah Datangkan Vaksin Sinovac, Bagaimana dengan Malaysia?

Kompas.com - 20/12/2020, 11:56 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin virus corona buatan perusahaan farmasi China, Sinovac tiba di Indonesia pada Minggu (6/12/2020) malam.

Seperti diketahui, Sinovac merupakan satu dari enam vaksin Covid-19 yang akan digunakan untuk proses vaksinasi di Indonesia.

"Saya ingin menyampaikan suatu kabar baik, bahwa hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid-19. Vaksin ini buatan Sinovac yang kita uji secara klinis di Bandung sejak Agustus 2020," kata Presiden Joko Widodo melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Baca juga: 1,2 Juta Dosis Vaksin Corona Sinovac Mendarat di Indonesia, Siapa yang Harusnya Mendapat Prioritas?

Selanjutnya, akan ada 1,8 juta dosis vaksin virus corona lain yang akan tiba pada Januari 2021 mendatang.

Selain itu, juga akan tiba 45 juta dosis bahan baku curah untuk pembuatan vaksin Covid-19. Sebanyak 45 juta dosis itu akan tiba dalam dua gelombang.

Gelombang pertama sebanyak 15 juta dosis dan gelombang kedua 30 juta dosis.

Baca juga: Ramai Topik soal Rapid Antigen, Apakah Sama dengan Swab Antigen?

Lantas, bagaimana dengan negeri tetangga, Malaysia?

Gelombang pertama vaksin

Negeri Jiran, Malaysia, diperkirakan akan menerima vaksin corona Pfizer dan BioNTech gelombang pertama pada Februari 2021.

Dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (19/12/2020), hal tersebut dilaporkan media nasional Malaysia, Bernama.

Pada bulan lalu, Malaysia mengumumkan menyetujui pembelian 12,8 juta dosis vaksin Pfizer.

Baca juga: 6 Daerah yang Terapkan Wajib Dokumen Rapid Test Antigen, Mana Saja?

Dengan kata lain, juga menjadikan mereka negara pertama di Asia Tenggara yang menandatangani kerja sama dengan perusahaan farmasi asal Amerika Serikat itu.

Berdasarkan kesepakatan, Pfizer akan mengirim 1 juta dosis pada kuarter pertama tahun 2021.

Adapun rinciannya adalah 1,7 juta, 5,8 juta, dan 4,3 juta dosis yang akan dikirim pada kuartal berikutnya secara bertahap.

Baca juga: Mengenal Vaksin Sinovac yang Telah Tiba di Indonesia

Mengamankan lebih banyak vaksin

Top Glove Corp Malaysia melaporkan bahwa seorang pekerja meninggal pada hari Sabtu (12/12/2020) karena Covid-19AFP PHOTO/MOHD RASFAN Top Glove Corp Malaysia melaporkan bahwa seorang pekerja meninggal pada hari Sabtu (12/12/2020) karena Covid-19

Menteri Perdagangan Mohamed Azmin Ali mengatakan, pemerintah Malaysia juga dalam pembicaraan dengan perusahaan farmasi lainnya untuk mengamankan lebih banyak vaksin.

"Pemerintah sedang berusaha untuk mendapatkan lebih banyak stok vaksin yang sesuai dengan kebutuhan kami. Pemerintah akan meminta saran dari Kementerian Kesehatan terkait presentase masyarakat yang perlu divaksinasi," kata Azmin.

Pfizer dan partner mereka, BioNTech, memiliki kesepakatan dengan sejumlah negara seperti AS, Jerman, Jepang, Kanada, Australia, dan Inggris.

Baca juga: Ramai soal Penerima Vaksin Gratis Covid-19 Harus Jadi Peserta BPJS Aktif, Benarkah?

Selain itu, mereka secara global akan memproduksi 50 juta dosis vaksin di 2020 dan 1,3 miliar dosis pada 2021.

Sebelumnya, WHO mengatakan lebih dari 150 vaksin tengah dikembangkan dan diuji secara global untuk menghentikan pandemi Covid-19.

Untuk sementara, ada 48 di antaranya sedang melewati uji klinis manusia.

Baca juga: Saat WHO Khawatirkan Terjangan Gelombang Ketiga Covid-19 di Eropa...

Kesepakatan dengan perusahaan vaksin lainnya

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam foto tengah bersiap untuk menerima vaksin virus corona di Sheba Medical Center, rumah sakit terbesar di negara itu, di Ramat Gan dekat kota pesisir Tel Aviv, pada 19 Desember 2020.AFP/AMIR COHEN Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam foto tengah bersiap untuk menerima vaksin virus corona di Sheba Medical Center, rumah sakit terbesar di negara itu, di Ramat Gan dekat kota pesisir Tel Aviv, pada 19 Desember 2020.

Malaysia juga dikabarkan telah memperoleh kesepakatan dengan perusahaan vaksin virus corona, AstraZeneca PLC.

Adapun kesepakatan dengan AstraZeneca memungkinkan imunisasi sekitar 20 persen dari populasi Malaysia yang berjumlah 32 juta.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan, Adham Baba seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (19/12/2020).

Seperti diketahui, Malaysia sendiri telah mengalami lonjakan kasus Covid-19 sejak September. Saat ini total kasusnya hampir menyentuh angka 92.000.

Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia

Adham juga mengungkapkan, pemerintah Malaysia berharap menerima cukup vaksin untuk menginokulasi 10 persen populasi melalui fasilitas COVAX global, yang didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Lebih lanjut, pemerintahnya sedang bekerja untuk mendapatkan lebih banyak kesepakatan untuk memperluas inokulasi hingga 70 persen dari populasi.

"Yang penting adalah perusahaan mana yang dapat memberi kami akses cepat ke vaksin mereka dan harus aman, efektif dan berkualitas tinggi," kata Adham.

Baca juga: Selain Inggris, Berikut Negara yang Telah Izinkan Penggunaan Vaksin Covid-19 Pfizer

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tarif Rapid Test Antigen di 7 Bandara Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com