Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbandingan Harga Rapid Test Antibodi, Antigen, dan PCR

Kompas.com - 17/12/2020, 15:03 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah kini mengganti syarat untuk bepergian ke luar kota, dari membawa hasil rapid test antibodi menjadi rapid test antigen.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan alasannya mengapa penumpang perlu melakukan rapid test antigen.

"Rapid test antigen ini memiliki sensitivitas yang lebih baik bila dibandingkan rapid test antibodi," kata Luhut dalam keterangan resminya yang dikutip pada Selasa (15/12/2020).

Syarat ini lebih dikhususkan bagi warga yang bepergian menggugnakan kereta api jarak jauh atau pesawat.

Baca juga: Kisaran Harga Rapid Test Antigen Covid-19 Bervariasi, Rp 350.000 hingga Rp 499.000

Berikut perbandingan harga antara rapid test antigen, antibodi, dan PCR.

Antigen

Bagi masyarakat yang ingin melakukan rapid test antigen, rata-rata memiliki harga pada kisaran Rp 375.000-Rp 700.000.

Di Rumah Sakit Universitas Indonesia, biaya pemeriksaan rapid test antigen adalah Rp 375.000 dengan rincian: biaya administrasi, Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan (opsional), dan add on rapid test antigen drive thru.

Sementara, di Bandara Soekarno-Hatta, rapid test antigen dikenakan biaya sebesar Rp 385.000.

Untuk seluruh cabang Rumah Sakit Siloam, tarif yang dipatok adalah Rp 499.000 hingga Rp 699.000. Harga tertinggi di RS Siloam ini sudah termasuk konsultasi dokter dan vitamin.

Di Omni Hospital Pulomas, biaya rapid test antigen mencapai Rp 575.000 dan Rp 700.000. Bedanya, harga yang lebih mahal mendapat layanan serologi.

Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diketahui soal Rapid Test Antigen

Antibodi

Pada Juli 2020, Kementerian Kesehatan telah menetapkan biaya maksimal untuk rapid test antibodi adalah Rp 150.000.

Biaya ini berlaku untuk seluruh layanan kesehatan bagi pasien mandiri.

"Besaran biaya Rp 150.000 itu untuk pasien mandiri. Intinya bukan yang untuk screening yang bantuan pemerintah," ujar Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes Tri Hesty Widyastoeti.

Di stasiun, PT KAI mematok tarif untuk melakukan rapid test antibodi adalah Rp 85.000.

Sementara rapid test di bandara, PT Angkasa Pura (AP) I memberikan tarif sebesar Rp 150.000 untuk satu kali tes.

Baca juga: Rapid Test Antigen Jadi Syarat Perjalanan, Ini Bedanya dengan Rapid Test Antibodi dan PCR

PCR

Peserta lari Elite Race Borobudur Marathon 2020 menjalani swab test ketika tiba di Magelang, Kamis (12/11/2020).Dok. Borobudur Marathon 2020 Peserta lari Elite Race Borobudur Marathon 2020 menjalani swab test ketika tiba di Magelang, Kamis (12/11/2020).
Selain menetapkan harga rapid test antibodi, Kemenkes juga menetapkan harga tertinggi untuk Polymerase Chain Reaction (PCR) sebesar Rp 900.000.

Biaya tersebut terdiri atas:

Jasa layanan SDM yang terdiri atas dokter spesialis mikrobiologi klinik/patologi klinik, tenaga ekstraksi, tenaga pengambilan sampel dan Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM).

  • Bahan habis pakai termasuk di dalamnya alat pelindung diri (APD) level 3.
  • Reagen untuk ekstraksi dan PCR.
  • Overhead mulai dari pemakaian listrik hingga pengelolaan limbah.

(Sumber: Kompas.com (Retia Kartika Dewi/Mela Arnani/Dian Erika Nugraheny/Theresia Ruth Simanjuntak | Editor: Diamanty Meliana/Irfan Maullana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com