Alih-alih memberikan kesaksian, dia justru memberikan pidato selama empat jam.
"Saya telah berjuang melawan dominasi kulit putih, dan saya telah berjuang melawan dominasi kulit hitam. Saya menghargai cita-cita masyarakat yang demokratis dan bebas di mana semua orang hidup bersama-sama dalam harmoni dan dengan kesempatan yang sama. Itu adalah cita-cita yang saya harapkan untuk hidup dan capai. Tetapi jika perlu, itu adalah cita-cita yang saya siap untuk mati," katanya saat itu.
Baca juga: Mengenal Sosok Kamala Harris, Calon Wakil Presiden Kulit Hitam Pertama di AS
Saat Mandela dipenjara, kampanye "Bebaskan Nelson Mandela" memicu protes terhadap rezim.
Pada 1990, presiden terpilih yang baru FW de Klerk membuat langkah mengejutkan yang keluar dari kelompok konservatif partainya, yaitu mencabut larangan ANC dan semua partai politik yang sebelumnya dilarang. Selain itu menyerukan Afrika Selatan yang non-rasis.
Februari pada tahun yang sama, de Klerk membebaskan Mandela tanpa syarat.
Baca juga: Mengenang 11 Tahun Kepergian Meggy Z, seperti Apa Perjalanan Hidupnya?
Pria berusia 71 tahun itu keluar dari penjara dengan kepalan tangan di atas kepalanya. Dia telah menjalani hukuman 27 tahun penjara.
Setelah dibebaskan, Mandela melanjutkan kepemimpinannya di ANC dalam negosiasi untuk mengakhiri apartheid.
Hebatnya, hanya empat tahun setelah dibebaskan, pada 10 Mei 1994, ia dilantik sebagai Presiden Afrika Selatan pertama yang terpilih secara demokratis.
Baca juga: 5 Alasan Kasus Kematian karena Covid-19 di Afrika Rendah
Sebagai presiden, Mandela memperkenalkan program sosial dan ekonomi.
Selain itu dia memimpin pengesahan konstitusi baru yang menetapkan pemerintah pusat yang kuat dan melarang diskriminasi.
Mandela hanya menjalani satu masa jabatan untuk menjadi teladan bagi para pemimpin masa depan, tetapi dia tetap dalam kesadaran bangsa sampai kematiannya.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Benua Afrika Relatif Rendah, Kenapa?
Sejumlah pemimpin negara di dunia memberikan tanggapan dan kenangannya atas kematian Mandela.
Presiden AS saat itu, Barrack Obama menilai berpulangnya Mandela membuat dunia kehilangan salah satu manusia pemberani dan paling berpengaruh.
Sementara itu, bagi Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Mandela adalah raksasa untuk keadilan dan ispirasi manusia yang membumi.
"Ia adalah panutan bagi orang Afrika dan juga bagi kemanusiaan. Mandela memberi kebanggaan dan martabat menjadi orang kulit hitam," ucap Presiden Senegal kala itu, Macky Sall.
Baca juga: Mengapa Virus Corona di Afrika Muncul Lebih Lambat dari Perkiraan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.