Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Kepergian Pejuang Kemanusiaan Nelson Mandela...

Kompas.com - 05/12/2020, 09:11 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Alih-alih memberikan kesaksian, dia justru memberikan pidato selama empat jam.

"Saya telah berjuang melawan dominasi kulit putih, dan saya telah berjuang melawan dominasi kulit hitam. Saya menghargai cita-cita masyarakat yang demokratis dan bebas di mana semua orang hidup bersama-sama dalam harmoni dan dengan kesempatan yang sama. Itu adalah cita-cita yang saya harapkan untuk hidup dan capai. Tetapi jika perlu, itu adalah cita-cita yang saya siap untuk mati," katanya saat itu.

Baca juga: Mengenal Sosok Kamala Harris, Calon Wakil Presiden Kulit Hitam Pertama di AS

Pembebasan Mandela

Saat Mandela dipenjara, kampanye "Bebaskan Nelson Mandela" memicu protes terhadap rezim.

Pada 1990, presiden terpilih yang baru FW de Klerk membuat langkah mengejutkan yang keluar dari kelompok konservatif partainya, yaitu mencabut larangan ANC dan semua partai politik yang sebelumnya dilarang. Selain itu menyerukan Afrika Selatan yang non-rasis.

Februari pada tahun yang sama, de Klerk membebaskan Mandela tanpa syarat.

Baca juga: Mengenang 11 Tahun Kepergian Meggy Z, seperti Apa Perjalanan Hidupnya?

 

Pria berusia 71 tahun itu keluar dari penjara dengan kepalan tangan di atas kepalanya. Dia telah menjalani hukuman 27 tahun penjara.

Setelah dibebaskan, Mandela melanjutkan kepemimpinannya di ANC dalam negosiasi untuk mengakhiri apartheid.

Hebatnya, hanya empat tahun setelah dibebaskan, pada 10 Mei 1994, ia dilantik sebagai Presiden Afrika Selatan pertama yang terpilih secara demokratis.

Baca juga: 5 Alasan Kasus Kematian karena Covid-19 di Afrika Rendah

Warga Afrika Selatan bergantian memberikan penghormatan terakhir untuk mendiang Nelson Mandela, yang jasadnya disemayamkan di Union Buildings, Pretoria, tempat dia dilantik menjadi presiden kulit hitam pertama Afsel 19 tahun lalu. Selanjutnya, jasad Mandela akan diterbangkan ke kampung halamannya di Qunu, untuk dimakamkan.MARKUS SCHREIBER / POOL / AFP Warga Afrika Selatan bergantian memberikan penghormatan terakhir untuk mendiang Nelson Mandela, yang jasadnya disemayamkan di Union Buildings, Pretoria, tempat dia dilantik menjadi presiden kulit hitam pertama Afsel 19 tahun lalu. Selanjutnya, jasad Mandela akan diterbangkan ke kampung halamannya di Qunu, untuk dimakamkan.

Sebagai presiden, Mandela memperkenalkan program sosial dan ekonomi.

Selain itu dia memimpin pengesahan konstitusi baru yang menetapkan pemerintah pusat yang kuat dan melarang diskriminasi.

Mandela hanya menjalani satu masa jabatan untuk menjadi teladan bagi para pemimpin masa depan, tetapi dia tetap dalam kesadaran bangsa sampai kematiannya.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Benua Afrika Relatif Rendah, Kenapa?

Respons pemimpin dunia atas meninggalnya Mandela

Sejumlah pemimpin negara di dunia memberikan tanggapan dan kenangannya atas kematian Mandela.

Presiden AS saat itu, Barrack Obama menilai berpulangnya Mandela membuat dunia kehilangan salah satu manusia pemberani dan paling berpengaruh.

Sementara itu, bagi Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Mandela adalah raksasa untuk keadilan dan ispirasi manusia yang membumi.

"Ia adalah panutan bagi orang Afrika dan juga bagi kemanusiaan. Mandela memberi kebanggaan dan martabat menjadi orang kulit hitam," ucap Presiden Senegal kala itu, Macky Sall.

Baca juga: Mengapa Virus Corona di Afrika Muncul Lebih Lambat dari Perkiraan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Tren
Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Tren
Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

Tren
4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

Tren
7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

Tren
Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Tren
Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Tren
Mempelajari Bahasa Paus

Mempelajari Bahasa Paus

Tren
7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

Tren
Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Tren
Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Tren
Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com