Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Penderita Diabetes Harus Hindari Makanan Manis dan Gula?

Kompas.com - 02/12/2020, 15:03 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Diabetes atau kadar gula dalam darah tinggi menjadi salah satu penyakit yang diderita sebagian masyarakat.

Sejumlah makanan yang manis dan mengandung gula disebut menjadi pantangan. Namun, benarkah hal tersebut?

Ahli Gizi Komunitas, Dr Tan Shot Yen, menjelaskan sebenarnya tidak ada larangan spesifik bagi penderita diabetes untuk mengonsumsi makanan manis.

Sebab, menurutnya, gula dibutuhkan tubuh.

"Gula adalah hasil pemecahan karbohidrat. Gunanya? Kestabilan gula darah yang membuat organ-organ tubuh bekerja baik, termasuk otak untuk berpikir. Kedua, menghasilkan tenaga," kata Tan saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/12/2020).

Akan tetapi, yang perlu dipahami penderita diabetes, konsumsi sumber karbohidrat yang proses pemecahan gulanya cepat dapat meningkatkan secara cepat kadar gula dalam darahnya.

Baca juga: Rutin Kontrol Gula Darah Pasien Diabetes Cegah Keparahan Covid-19

Tan menegaskan proses pemecahan karbohidrat tidak ditentukan apakah seseorang menderita diabetes atau tidak, melainkan pada jenis sumber karbohidrat yang dikonsumsi.

"Akan lebih baik jika gula berasal dari karbohidrat yang lambat dipecah, jadi gula darahnya enggak dadakan melejit. Semakin senyawa karbonya sederhana, tentu semakin mudah dipecah
oleh enzim-enzim pencernaan," ujarnya.

Gula dari sumber karbohidrat yang lambat dipecah bisa didapatkan dari sejumlah makanan. Di antaranya beras merah, brokoli, pisang, jagung, buncis, sayuran berdaun hijau, apel, kentang, dan ubi.

Sebaliknya, yang membahayakan untuk dikonsumsi adalah gula dari produk-produk rafinasi.

"Rafinasi sama sekali miskin serat, termasuk gula pasir, beras kristal putih, tepung.
Nah refined carbo ini yang jadi momok," sebut Tan.

Baca juga: 5 Penyakit Akibat Konsumsi Gula Berlebihan, Tak Hanya Diabetes

Insulin

Tan mengungkapkan dalam tubuh manusia terdapat insulin yang bertugas untuk mengatur kadar gula dalam darah. Namun, pada penderita diabetes, insulin tidak bekerja dengan optimal.

Perempuan yang memperoleh gelar doktoral di Universitas Indonesia ini menyebut insulin pada penderita diabetes "lelah". Sebab, seseorang terbiasa atau memiliki kebiasaan konsumsi makanan-makanan yang menyebabkan lonjakan gula tidak terkontrol.

Meski gula berasal dari pecahan karbohidrat, namun ia mengingatkan manusia mengonsumsi banyak hal, tidak hanya makanan yang mengandung karbohidrat saja.

Tan mengatakan dalam dunia medis dikenal istilah muatan glikemik atau glycemic load.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com