Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Diabetes Sedunia 14 November: Makna, Simbol, dan Sejarahnya...

Kompas.com - 14/11/2020, 16:35 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari Diabetes Sedunia diperingati setiap 14 November.

Melansir laman International Diabetes Federation (IDF), Hari Diabetes Dunia merupakan kampanye untuk meningkatkan kesadaran bahaya diabetes bagi masyarakat global.

Kampanye ini ditujukan untuk menarik perhatian dunia pada isu diabetes agar selalu mendapat perhatian publik.

Baca juga: 8 Makanan yang Baik untuk Penderita Diabetes

Sejarah

Hari Diabetes Dunia dicetuskan pada 14 November bertepatan dengan kelahiran Sir Federick Banting yang merupakan penemu insulin.

Sir Federick menemukan insulin yang dibutuhkan para penderita diabetes pada 1922 bersama rekannya Charles Best.

Hari Diabetes Dunia dicetuskan pertama kali pada 1991 oleh IDF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca juga: Saat WHO Peringatkan tentang Bahaya Nasionalisme Vaksin...

Ditetapkannya Hari Diabetes Dunia ini adalah sebagai tanggapan atas keprihatinan yang berkembang mengenai meningkatnya ancaman kesehatan akibat diabetes.

Secara resmi Hari Diabetes Dunia diresmikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2006 bersamaan dengan disahkannya Resolusi PBB 61/225.

Hari Diabetes Sedunia dikampanyekan dengan tujuan untuk:

  • Menjadi platform untuk mempromosikan upaya advokasi IDF sepanjang tahun
  • Menjadi pendorong global guna mempromosikan pentingnya pengambilan tindakan yang terkoordinasi dan terpadu untuk menghadapi diabetes sebagai masalah kesehatan global yang kritis

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: John F Kennedy Terpilih sebagai Presiden Termuda AS

Peringatan Hari Diabetes Dunia sendiri memiliki logo berbentuk lingkaran biru.

Lingkaran biru ini memiliki makna sebagai simbol global untuk kesadaran diabetes yang menandakan persatuan komunitas diabetes global guna menanggapi epidemi diabetes.

Hari Diabetes Dunia 2020

Ilustrasi diabetes. Penderita diabetes di Indonesia berada di peringkat 7 dunia. Indonesia waspada diabetes, terutama di masa pandemi Covid-19.SHUTTERSTOCK/Proxima Studio Ilustrasi diabetes. Penderita diabetes di Indonesia berada di peringkat 7 dunia. Indonesia waspada diabetes, terutama di masa pandemi Covid-19.

Pada 2020 ini tema Hari Diabetes Dunia adalah "The Nurse and Diabetes".

Mengutip Worlddiabetesday, tema ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran seputar peran penting perawat dalam mendukung orang yang hidup dengan diabetes.

Hal ini karena jumlah penderita diabetes terus meningkat di seluruh dunia.

Baca juga: Tanggapan IDI soal Tudingan Kasus Corona merupakan Proyek Memperkaya Dokter

Sementara perawat dan staf maupun pendukung profesional kesehatan lain memiliki peran yang penting bagi penderita diabetes.

Tema ini diharapkan juga menjadi pengingat bagi layanan kesehatan dan pemerintah untuk menyadari pentingnya berinvestasi dalam bidang pendidikan dan pelatihan perawat.

Mengingat keahlian perawat yang tepat dapat membuat perbedaan bagi orang yang terkena diabetes.

Baca juga: 130 Dokter Meninggal akibat Covid-19, Dokter Umum Paling Banyak

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 9 Gejala Diabetes yang Sering Tidak Disadari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

Tren
Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Tren
Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com