Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Gejala Covid-19 Paling Umum, Ini yang Perlu Kita Pahami soal Anosmia

Kompas.com - 01/12/2020, 20:32 WIB
Tita Meydhalifah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama ini, batuk kering dan demam dianggap sebagai gejala yang paling umum dialami oleh pasien Covid-19.

Bukti baru menunjukkan, berdasarkan studi yang dilakukan Office for National Statistics (ONS) dengan menghimpun data pasien Covid-19 sejak 15 Agustus hingga 26 Oktober 2020, anosmia atau hilangnya kemampuan mencium bau dan rasa merupakan gejala yang paling sering muncul.

Dalam beberapa kasus, anosmia tidak hanya ditemukan pada pasien dengan gejala, tetapi juga pada pasien yang tanpa gejala.

Umumnya, gejala ini muncul tanpa diiringi gejala hidung tersumbat.

Seperti diberitakan Kompas.com, 28 September 2020, kondisi anosmia ini juga ditemukan di berbagai negara, yaitu Inggris, Korea Selatan, Cina, Jerman, dan Italia.

Apa yang perlu kita pahami soal anosmia?

Anosmia dapat terjadi karena indra penciuman seseorang mengalami gangguan.

Baca juga: INFOGRAFIK: Apa Itu Anosmia?

Untuk mencium sesuatu, sel penciuman di bagian atas hidung harus dirangsang oleh suatu zat seperti aroma wangi dari bunga.

Setelah dirangsang oleh suatu zat, sel saraf ini mengirimkan informasi ke otak untuk diidentifikasi lebih lanjut.

Proses mencium bau ini biasanya dapat terganggu oleh flu, alergi, sinus, cidera, konsumsi obat tertentu, polip, maupun kualitas udara yang buruk.

Hilangnya kemampuan mencium bau berbeda ketika seseorang mengalami pilek dan alergi. Gejala anosmia pada mereka yang positif Covid-19 dapat tidak kunjung membaik selama satu hingga dua minggu.

Awalnya, keakuratan gejala anosmia pada pasien Covid-19 diragukan karena anosmia juga diderita pada penderita flu dan orang yang sakit kepala.

Namun, para peneliti menemukan bahwa pasien Covid-19 mengalami anosmia atau kehilangan kemampuan mencium bau dengan tiba-tiba dan parah.

Selain itu, mereka juga tidak mengalami hidung tersumbat maupun berair.

Peneliti dari University of East Anglia, Prof Carl Philpott, menyebutkan, tes bau dan rasa dapat digunakan untuk membedakan antara pasien Covid-19 dengan penderita flu biasa.

Baca juga: Studi Ini Temukan Kemungkinan Penyebab Hilangnya Penciuman oleh Penderita Covid-19

Ia mendapatkan kesimpulan tersebut dari penelitian yang dilakukan terhadap 10 pasien Covid-19, 10 penderita pilek, dan 10 orang sehat.

Hasilnya, pasien Covid-19 tidak mampu membedakan rasa pahit dan manis.

Gejala anosmia ini paling parah diderita oleh pasien Covid-19 dibandingkan dengan 20 orang relawan lainnya.

Menurut Syeda Anum Zahra dari University of London, anosmia pada pasien Covid-19 lebih banyak dialami oleh perempuan dan pasien dengan usia yang lebih muda.

Dalam jurnal berjudul Can Symptoms of Anosmia and Dysgeusia be Diagnostic for Covid-19? , Zahra juga memaparkan bahwa anak muda mengalami anosmia dengan jangka waktu lebih lama.

Anosmia ternyata tidak hanya menyebabkan hilangnya kemampuan mencium bau saja, tetapi juga menyebabkan perubahan nafsu makan.

Hal ini membuat pasien Covid-19 juga rentan mengalami anoreksia.

Berdasarkan data dari Brazil, Korea Selatan, dan Israel, anosmia pada pasien Covid-19 dapat mulai membaik dalam kurun waktu satu hingga tiga minggu. 

Mengutip BBC, 18 Mei 2020, beberapa orang di Inggris mulai mengisolasi diri ketika merasakan kemampuan indra penciumannya menghilang.

Pemahaman lebih lanjut terhadap gejala anosmia pada pasien Covid-19 oleh masyarakat dapat membantu upaya penyebaran virus corona.

Baca juga: Demam Lalu Kehilangan Indra Penciuman, Perempuan Ini Terpapar Corona

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gejala Virus Corona dan Cara Mencegahnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com