Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dialami Banyak Pasien Covid-19, Apa Itu Anosmia?

Kompas.com - 28/09/2020, 07:24 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Demam, batuk kering, dan kelelahan merupakan gejala umum seseorang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19.

Gejala lain yang juga kerap dirasakan banyak pasien Covid-19 adalah hilangnya kemampuan indera perasa (lidah) dan penciuman (hidung).

Kehilangan kemampuan perasa disebut dysgeusia, dan hilangnya kemampuan penciuman ini disebut anosmia.

Mengutip ABC, 25 September 2020, American Academy of Otolaryngology Head and Neck Surgery melaporkan, bukti anektodal yang terkumpul dari situs-situs di seluruh dunia menunjukkan bahwa anosmia dan dysgeusia menjadi gejala signifikan Covid-19.

Pada kasus khusus, anosmia terjadi pada pasien positif Covid-19 tanpa gejala lainnya.

Di Italia, sebanyak 64 persen dari 202 pasien positif Covid-19 dengan gejala ringan, juga mengalami anosmia.

Selain itu, The Royal College of Surgeons of England, melaporkan, sebagian besar pasien Covid-19 dari Korea Selatan, China, Jerman, dan Italia mengalami penurunan atau kehilangan kemampuan indera penciuman.

Baca juga: Demam Lalu Kehilangan Indra Penciuman, Perempuan Ini Terpapar Corona

Apa itu anosmia?

Mengutip WebMD, anosmia berarti kehilangan total kemampuan indera penciuman.

Hilangnya kemampuan ini membuat makanan terasa berbeda, bahkan seseorang menjadi tidak dapat memposisikan diri saat dalam situasi berbahaya.

Misalnya, tanpa kemampuan mendeteksi bau, maka tidak akan mampu mencium kebocoran gas, asap dari api, atau susu basi. 

Indera penciuman seseorang didorong oleh proses tertentu.

Awalnya, molekul yang dilepaskan dari suatu zat (seperti wewangian dari bunga) harus merangsang sel-sel saraf khusus (disebut sel penciuman) yang ditemukan di bagian atas hidung.

Sel-sel saraf ini kemudian mengirimkan informasi ke otak, di mana bau spesifik diidentifikasi.

Apa pun yang mengganggu proses ini, seperti hidung tersumbat, atau kerusakan sel saraf itu sendiri, dapat menyebabkan hilangnya penciuman.

Kemampuan mencium juga memengaruhi kemampuan kita untuk mengecap. Tanpa indera penciuman, pengecap kita hanya dapat mendeteksi beberapa rasa, dan ini dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang.

Baca juga: Studi: Anosmia Jadi Gejala yang Banyak Ditemukan pada Pasien Corona

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com