Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Yakin Vaksin Covid-19 Aman, Apa Alasannya?

Kompas.com - 26/11/2020, 12:02 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Harapan untuk mengakhiri pandemi virus corona semakin besar. Pasalnya, tiga vaksin unggulan telah mengumumkan tingkat efektivitas yang mencapai 95 persen.

Ketiga vaksin itu yaitu Sputnik V, Pfizer atau BioNTech, dan Moderna.

Meski penemuan vaksin dilakukan secara cepat, para ahli meyakinkan publik bahwa vaksin Covid-19 tidak berbahaya dan aman digunakan.

Satu statistik yang menjadi kunci dari upaya persuasif ini adalah hampir semua efek samping dari vaksin terjadi dalam enam minggu setelah vaksinasi.

Peserta uji coba dari vaksin Pfizer dan Moderna telah dipantau selama dua bulan setelah dosis kedua diberikan, waktu yang disyaratkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS.

"Ada perbedaan antara cepat dan terlalu cepat," kata Direktur Institut Kesehatan Global Yale, Saad Omer dikutip dari AFP, Rabu (25/11/2020).

"Dua bulan sebenarnya mencakup sebagian besar dari apa yang disebut sebagai efek samping," lanjut dia.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Asal Rusia Sputnik V Efektif 95 Persen, Ini Kisaran Harganya

Biasanya, FDA membutuhkan enam bulan masa tindak lanjut.

Jika tidak ada masalah dalam dua bulan pertama, sangat jarang untuk melihat apa pun dalam empat bulan berikutnya.

Gawatnya krisis kesehatan masyarakat akibat pandemi virus corona ini mengubah perhitungan risiko dan manfaat.

"Pada titik di mana kita berada dalam pandemi, kita harus berpikir untuk tidak menunggu data yang sempurna, meskipun saya menginginkan data yang sempurna," kata profesor pediatri di Stanford yang merupakan anggota komite penasihat CDC Grace Lee.

Hal yang paling meyakinkan tentang uji coba vaksin virus corona saat ini adalah jumlah sukarelawan mencapai 44.000 orang untuk Pfizer, sementara Moderna memiliki 30.000 orang.

Sekitar setengah dari relawan sejauh ini telah dipelajari setidaknya selama dua bulan.

Oleh karena itu, FDA akan memiliki data keamanan pada puluhan ribu orang, jauh lebih banyak dibandingkan rata-rata 6.700 orang untuk vaksin lain yang disahkan dalam satu dekade terakhir.

Baca juga: Begini Cara Kerja 8 Vaksin Covid-19 di Dunia

Baik Pfizer maupun Moderna, keduanya mengklaim bahwa vaksin mereka tidak menimbulkan efek samping serius, membahayakan nayawa, memerlukan rawat inap, dan menyebabkan cacat permanen.

Kategori ini mencakup reaksi alergi berbahaya, masalah neurologis, dan tentu saja kematian.

Beberap unsur yang diamati adalah kelelahan, sakit kepala, nyeri badan, nyeri sendi, serta kemerahan, terutama setelah dosis kedua diberikan.

Para ahli sejauh ini telah diyakinkan oleh tidak adanya penyakit yang ditimbulkan vaksin.

Artinya, tak ada tanda bahwa vaksin tersebut memperburuk keadaan, seperti yang terjadi pada vaksin virus syncytial pada 1960-an silam.

Kendati demikian, proses pemantauan atau upaya farmakovigilans akan berlanjut selama bertahun-tahun.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 7 Tahapan Pengembangan Vaksin Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com