Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Covid-19 Asal Rusia Sputnik V Efektif 95 Persen, Ini Kisaran Harganya

Kompas.com - 26/11/2020, 09:35 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar gembira kembali datang dari vaksin vius corona. Kali ini, vaksin Sputnik V asal Rusia disebut memiliki efektivitas 95 persen.

Pengumuman itu muncul sepekan setelah pengembang vaksi Pfizer atau BioNTech dan Moderna mengumumkan kabar yang sama.

Berapa harga vaksin ini?

Dalam laman resminya, biaya yang harus dibayarkan untuk satu doksis vaksin Sputnik V adalah kurang dari 10 dollar AS atau sekitar Rp 140.000 untuk pasar internasional.

Bagi warga Rusia, mereka bisa mendapatkannya secara cuma-cuma atau gratis.

Harga internasional pada vaksin Sputnik V itu jauh lebih murah dibandingkan dua vaksin sebelumnya.

Vaksin Moderna memiliki harga 38 dollar AS atau sekitar Rp 533.000, sedangkan Pfizer dihargai 20 dollar AS atau sekitar Rp 281.000.

Saat ini, vaksin Sputnik V dalam tahap uji klinis pasca-pendaftaran di Rusia yang melibatkan 40.000 sukarelawan.

Vaksin ini juga telah diuji coba di sejumlah negara, seperti India, Venezuela, dan Belarusia.

Baca juga: Setelah Pfizer, Vaksin Covid-19 Sputnik V Milik Rusia Diklaim Efektif 95 Persen

Cara kerja

Sputnik V merupakan vaksin yang berbasis vektor adenoviral.

Vektor merupakan media yang dapat menginduksi materi genetik dari virus lain ke dalam sel manusia.

Sementara itu, adenovirus yang ditemukan di kelenjar gondok dan sering menyebabkan infeksi sakuran pernapasan akut, menjadi virus yang paling umum digunakan untuk merekayasa vektor.

Vektor adenoviral dianggap sangat aman dan termasuk yang paling muda untuk direkayasa.

Lebih dari 350 studi ilmiah telah dilakukan dan dipublikasikan di berbagai sumber di seluruh dunia mengenai penciptaan vektor adenovirus.

Obat berbasis adenovirus manusia telah digunakan secara luas selama lebih dari 50 tahun.

Satu obat untuk membantu mengobati tumor kanker di China telah disetujui untuk digunakan di antara penduduk sipil, dan telah diberikan lebih dari 30.000 pasien.

Untuk memastikan kekebalkan tubuh, ilmuwan menggunakan dua vektor adenovirus, yaitu rAd26 dan rAd5 untuk vaksinasi pertama dan kedua.

Disebutkan juga bahwa obat itu bisa disimpan di tempat dengan suhu antara 2-8 derajat Celsius, daripada suhu di bawah nol seperti yang disyaratkan vaksin lain.

Klaim itu diberikan melalui pernyataan bersama antara Kementerian Kesehatan Rusia, pusat penelitian Gamaleya selaku pengembang, dan Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF).

Baca juga: Saat Rusia Mulai Produksi Vaksin Corona Sputnik V Kloter Pertama...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 7 Tahapan Pengembangan Vaksin Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

10 Negara Terkuat di Dunia 2024, Amerika Serikat Masih Kokoh di Puncak

10 Negara Terkuat di Dunia 2024, Amerika Serikat Masih Kokoh di Puncak

Tren
The Simpsons Disebut Sudah Memprediksi Runtuhnya Jembatan Baltimore, Bagaimana Faktanya?

The Simpsons Disebut Sudah Memprediksi Runtuhnya Jembatan Baltimore, Bagaimana Faktanya?

Tren
Hindari Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat, Ini 3 Alasannya

Hindari Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat, Ini 3 Alasannya

Tren
7 Daftar Pelanggaran Etik yang Terbukti Dilakukan Anwar Usman

7 Daftar Pelanggaran Etik yang Terbukti Dilakukan Anwar Usman

Tren
9 Cara untuk Menyampaikan Rasa Cinta Kepada Kucing Peliharaan

9 Cara untuk Menyampaikan Rasa Cinta Kepada Kucing Peliharaan

Tren
Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Tren
Resmi, Indonesia-Singapura Berlakukan Perjanjian Ekstradisi Buronan

Resmi, Indonesia-Singapura Berlakukan Perjanjian Ekstradisi Buronan

Tren
RUU DKJ Resmi Disahkan Jadi UU, Jakarta Sudah Tak Lagi Jadi Ibu Kota?

RUU DKJ Resmi Disahkan Jadi UU, Jakarta Sudah Tak Lagi Jadi Ibu Kota?

Tren
Resmi, Masa Jabatan Kepala Desa Maksimal 8 Tahun, Berlaku Mulai Kapan?

Resmi, Masa Jabatan Kepala Desa Maksimal 8 Tahun, Berlaku Mulai Kapan?

Tren
Pemerintah Resmi Tidak Naikkan Tarif Listrik April-Juni 2024, Ini Alasannya

Pemerintah Resmi Tidak Naikkan Tarif Listrik April-Juni 2024, Ini Alasannya

Tren
7 Poin Penting dalam UU DKJ, Salah Satunya Mengatur soal Pemilihan Gubernur dan Wakilnya

7 Poin Penting dalam UU DKJ, Salah Satunya Mengatur soal Pemilihan Gubernur dan Wakilnya

Tren
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Diduga Culik dan Peras Penumpang Rp 100 Juta di Jakarta Barat

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Diduga Culik dan Peras Penumpang Rp 100 Juta di Jakarta Barat

Tren
Imigrasi Umumkan Paspor RI Akan Resmi Ganti Warna mulai 17 Agustus 2024, Apa Alasannya?

Imigrasi Umumkan Paspor RI Akan Resmi Ganti Warna mulai 17 Agustus 2024, Apa Alasannya?

Tren
Mengenal Caracal, Ras Kucing Liar yang Diduga Ditelantarkan Okin sampai Mati

Mengenal Caracal, Ras Kucing Liar yang Diduga Ditelantarkan Okin sampai Mati

Tren
Ramai soal Potongan Pajak THR yang Dinilai Tinggi, Bagaimana Cara Menghitungnya?

Ramai soal Potongan Pajak THR yang Dinilai Tinggi, Bagaimana Cara Menghitungnya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com