Eclective affinity adalah pertemuan yang tidak direncanakan, tetapi secara kebetulan memiliki kesamaan kepentingan dan kebutuhan. Maka, terjadilah pertemuan itu.
Menurut dia, di satu sisi para artis ini harus mampu tampil prima sesuai dengan tuntutan skenario. Oleh karenanya, mereka harus kehilangan biopower atau kuasa atas dirinya sendiri itu lemah.
"Karena ia (artis) punya komitmen profesional untuk menyerahkan tubuhnya itu pada selera penonton," kata Drajat kepada Kompas.com, Selasa (8/10/2019).
"Maka, seorang artis itu harus pinter-pinter memainkan peranan. Itu namanya dia 'memperdagangkan' kuasa atas tubuhnya," sambungnya.
Baca juga: Kenapa Banyak Artis Kerap Terlibat Prostitusi?
Faktor lingkungan
Dalam dunia modern, menurut Drajat, semua itu bisa terjadi karena tuntutan profesionalitas atau dalam Sosiologi disebut dengan disciplinary power. Artinya, lembaga atau institusi itu seperti mempunyai tuntuntan-tuntutan agar manusia mengikuti aturan tersebut demi sebuah reputasi, keunggulan, dan rating.
"Nah, jadi ia dikontrol oleh kuasa di luar tubuhnya tadi dan ia sendiri harus mampu mengorbankan tubuhnya, sehingga biopower-nya rendah," ujar dia.
Baca juga: Artis Masuk Politik, Haruskah Miliki Bekal Ilmu dan Pengalaman?
Drajat mengatakan, ketika berada dalam sebuah titik jenuh saat tubuh itu memanggil dirinya, maka hadirlah narkoba.
"Kalau sudah mengonsumsi narkoba itu, kaya dia dengan tubuhnya itu total. Jadi kekosongan atas kuasa dirinya itu bisa diisi oleh narkoba," katanya.
Di sisi lain, para pebisnis narkoba melihat bahwa ada pasar yang sedang mengalami kekosongan untuk itu. Bagi pebisnis narkoba ini, artis merupakan pihak yang paling enak untuk dilayani karena secara materi mereka mampu untuk membeli itu.
Namun, Drajat juga menyebubkan bahwa lingkungan artis juga berpengaruh besar terhadap keputusan mereka untuk menggunakan narkoba.
"Tapi, ada banyak juga artis yang bisa mengontrol tubuhnya, entah karena faktor keluarganya dan sebagainya," kata Drajat.
Baca juga: Menilik Fenomena Artis dalam Bursa Pilkada...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.