Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Sebenarnya yang Disebut dengan Cuaca Ekstrem? Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 23/11/2020, 15:04 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian orang pasti sudah tidak asing dengan istilah cuaca ekstrem. Dalam berbagai pemberitaan terkait bencana, istilah yang satu ini tak jarang disebut.

Misalnya dalam pemberitaan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi adanya potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ini.

Namun, apa yang ada dalam pemahaman Anda terkait dengan "cuaca ekstrem" ini? Apakah terkait dengan kerusakan lingkungan?

Kepala Sub-Bidang Iklim dan Cuaca BMKG Agie Wandala memberikan penjelasan terkait cuaca ekstrem.

"Kalau dari terminologinya, cuaca ekstrem itu adalah kondisi cuaca yang tidak biasa dan menimbulkan dampak kerugian baik jiwa maupun harta," kata Agie saat dihubungi Kompas.com, Minggu (22/11/2020).

Baca juga: Ada Potensi Cuaca Ekstrem dalam Sepekan Mendatang, Ini Imbauan BMKG

Parameter yang dimaksud tidak biasa ternyata sederhana.

Agie menjelaskan, kondisi cuaca yang melebihi ambang normalnya itu adalah cuaca ekstrem.

"Jadi kalau tinjauannya adalah teoretis ilmiah secara meteorologis, maka dikatakan ekstrem ketika melewati ambang batasnya. Seperti kalau di curah hujan nilainya melebihi 150 mm dalam sehari," ujar Agie.

Begitu juga dengan terjadinya perubahan kecepatan angin secara tiba-tiba atau juga turun hujan yang bukan berbentuk cairan air, melainkan es.

Agie mengungkapkan dampak cuaca ekstrem yang dialami masyarakat.

"Terkait dengan kerusakan lingkungan ini lebih pada memperburuk dampak dari cuaca ekstrem pada masyarakat," sebut dia.

Misalnya hujan deras yang terjadi, semestinya air bisa mengalir ke sungai-sungai dan berujung ke lautan.

Namun, karena masifnya pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan, akhirnya masyarakat harus mengalami bencana banjir. 

Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG: Sebagian Jabodetabek Hujan Hari Ini

Atau, ketika pepohonan sudah banyak ditebang sehingga semakin sedikit akar yang mengikat tanah.

Alhasil, ketika hujan lebat turun, banyak bukit yang longsor dan material tanah menimpa warga atau permukimannya.

"Harusnya dengan ancaman perubahan iklim yang semakin meningkat, sebaiknya justru kita lebih gencar menjaga lingkungan kita agar tidak rusak atau lebih rusak lagi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com