Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Makan Buah Saat Perut Kosong Disebut Terapi Anti Kanker

Kompas.com - 21/11/2020, 13:00 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Beredar informasi di media sosial bahwa makan buah saat perut kosong atau sangat lapar merupakan cara untuk terapi anti-kanker. 

Informasi itu juga menyebut tips mengonsumsi buah yang tepat, yakni makan buah sebelum makan nasi dan lauk. Cara ini diklaim dapat menghindari serangan kanker atau penyakit mematikan lainnya.

Dua informasi tersebut tidak benar.

Dokter Pendamping Pasien Kanker RS Kanker Dharmais, Jakarta, dr Maria Shanty menegaskan, informasi makan buah saat perut kosong atau di kala lapar sebagai terapi anti-kanker tidak benar.

Mengonsumsi buah setelah atau sebelum makan sama saja.

Sementara itu, tidak ada penelitian ilmiah yang menyebutkan makan buah harus dilakukan pada waktu tertentu.

Narasi yang Beredar

Akun Facebook Nur Wachid pada 29 September 2020 melayangkan informasi soal terapi anti-kanker yakni dengan cara makan buah saat perut kosong atau sangat lapar.

Informasi tersebut juga memuat tips makan buah yang tepat, yakni menghindari makan buah setelah makan nasi dan lauk.

Cara ini diklaim dapat menghindarkan seseorang dari serangan kanker dan penyakit mematikan lainnya. Berikut nukilan status akun tersebut:

"*_"MAKAN BUAH SAAT PERUT KOSONG"* :
*1. Dokter STEPHEN MAK merawat pasien kanker stadium akhir dengan cara unik. Banyak pasiennya sembuh. "Ini merupakan strategi saya untuk menyembuhkan kanker. Tingkat keberhasilannya 80 persen," tegas Mak.*
*2. Pasien kanker seharusnya tidak mati. Terapi anti kanker sudah ditemukan yakni makanlah buah-buahan saat perut kosong atau sangat lapar. "Saya mohon maaf kepada ratusan pasien kanker yang telah meninggal akibat pengobatan konvensional," pungkasnya.*
*3. TIPS MAKAN BUAH YANG TEPAT ????
*(1). Hindarilah makan buah setelah makan nasi dan lauk. Cara ini sangat dilarang atau ''haram,'' jikalau Anda ingin bebas dari serangan kanker dan penyakit mematikan lainnya.*
*(2). Jika Anda makan buah saat perut kosong, maka detoksifikasi sistem tubuh Anda meningkat berkali-kali lipat. Problem kelebihan berat badan dan penyakit mematikan lainnya teratasi.*"

Status Facebook keliru soal cara mengonsumsi buah sebagai terapi anti-kanker.Facebook Status Facebook keliru soal cara mengonsumsi buah sebagai terapi anti-kanker.

Informasi serupa juga diunggah akun Facebok Ummi Rania dan Komang Ni Merly. Informasi tersebut pun pernah beredar pada 2018.

Penjelasan

Dokter Pendamping Pasien Kanker RS Kanker Dharmais, Jakarta, dr Maria Shanty menegaskan, informasi makan buah saat perut kosong atau di kala lapar sebagai terapi anti-kanker tidak benar.

Menurutnya, mengonsumsi buah setelah atau sebelum makan sama saja. Ini berlaku juga bagi penderita kanker.

"Tidak benar. Bagi penderita kanker, makan buah mau setelah makan atau sebelum makan sama saja," katanya kepada Kompas.com, Jumat (20/11/2020).

Maria menuturkan bahwa terapi anti-kanker yang paling baik adalah menjalankan manajemen terapi sesuai rancangan dokter onkologi. Mulai dari menjalani operasi, kemoterapi, radioterapi, dan terapi lanjutan lain.

Situs kesehatan Healthline menjelaskan, perawatan kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat menyebabkan banyak efek samping, yang dapat diperburuk atau diperbaiki dengan makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Efek samping umum yang terjadi antara lain kelelahan, anemia, mual, perubahan nafsu makan, dan sembelit.

Selama perawatan kanker, pasien disarankan memasok tubuh dengan makanan bergizi, termasuk buah-buahan. Dalam artikel itu tidak disebutkan cara khusus mengonsumsi buah sebelum makan untuk menghindari kanker, seperti klaim di media sosial.

Healthline mengatakan penting untuk menyesuaikan pilihan buah dengan gejala spesifik.

Misal, bubur buah atau smoothie buah bisa jadi pilihan bagi pasien yang mengalami kesulitan menelan. Sementara, buah kaya serat cocok untuk pasien kanker yang mengalami sembelit.

Dilansir dari Kompas.com, buah dapat dimakan kapan saja, baik sebelum atau sesudah makan. Bahkan, makan buah saat pagi, siang, atau malam hari pun sah-sah saja.

Tidak ada penelitian ilmiah yang menyebutkan makan buah harus dilakukan pada waktu tertentu.

Pada dasarnya, nutrisi yang didapat dari makan buah sebelum dan setelah makan berat tetap akan dicerna oleh tubuh dengan baik. Ahli gizi dan diabetes asal Amerika Serikat, Jill Weisenberger, mengatakan jika Anda mengonsumsi buah sebelum makan, buah tidak akan tertimbun dan menyebabkan masalah pencernaan.

Dia menjelaskan bahwa proses fermentasi buah-buahan yang dimakan sebelum makan berat tidak akan terjadi di dalam lambung. Pasalnya, proses fermentasi membutuhkan banyak koloni bakteri.

Sementara, lambung Anda dipenuhi oleh asam klorida yang akan membunuh berbagai bakteri, bahkan sebelum bakteri tersebut membangun koloni dan menyebabkan fermentasi.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, klaim soal terapi anti-kanker dengan cara makan buah saat perut kosong atau sangat lapar tidak benar. Tidak ada beda mengonsumsi buah sebelum atau sesudah makan.

Sementara, klaim bahwa cara tepat mengonsumsi buah adalah makan buah sebelum makan nasi dan lauk juga tidak tepat. Tidak ada penelitian ilmiah yang menyebutkan makan buah harus dilakukan pada waktu tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com