Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Mengajarkan Literasi Media pada Anak?

Kompas.com - 14/11/2020, 10:25 WIB
Gloria Natalia Dolorosa

Penulis

KOMPAS.com - Ketika teori konspirasi, berita palsu, dan misinformasi beredar begitu pesat, literasi media menjadi keterampilan penting yang dibutuhkan seseorang, termasuk anak-anak.

Penelitian baru dari Internet Matters menyebut, penyebaran berita palsu tentang Covid-19 menjadi perhatian utama para orang tua. Internet Matters ialah organisasi non-profit keamanan online untuk anak yang berbasis di London, Inggris.

Lebih dari sepertiga orang tua dalam penelitian itu mengatakan, mereka sangat khawatir jika anak mereka melihat informasi palsu tentang virus corona.

Dampak negatif yang paling mereka khawatirkan dari paparan berita palsu yakni membuat anak khawatir atau cemas. Mereka juga khawatir paparan berita palsu dapat mengubah atau membingungkan pandangan anak tentang dunia atau menarik mereka ke dalam kelompok yang salah di sekolah.

Ketika 75 persen orang tua khawatir atas berita palsu, hanya 16 persen orang tua yang mengajak anaknya bicara tentang cara mengidentifikasi berita palsu. 

Orang tua sesungguhnya memainkan peran penting dalam memberi anak alat untuk menavigasi lanskap media modern dan menjadikan anak sebagai konsumen media yang kritis. 

Dikutip dari HuffPost, CEO Pinna Maggie McGuire mengatakan bahwa media sangat memengaruhi cara kita berpikir dan mengambil keputusan. Pinna adalah layanan streaming yang berfokus pada anak.

Menurut McGuire, literasi media mengembangkan kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan komunikasi dalam berbagai bentuk. Literasi media juga membantu anak belajar tentang apa yang kredibel dan membantu anak memahami perbedaan antara fakta dan fiksi.

"Literasi media bertujuan membantu anak menjadi konsumen media yang bijaksana, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan membantu anak mengekspresikan dan menyebarkan ide-ide mereka dengan jelas berdasarkan bukti dan fakta," katanya kepada HuffPost, Kamis (12/11/2020).

McGuire menambahkan, sangat penting untuk mengembangkan keterampilan kewarganegaraan yang membuat anak mengetahui cara terlibat dalam debat publik yang sehat dan adil serta berpartisipasi dalam demokrasi.

McGuire dan pakar lain membagikan saran bagi orang tua untuk dapat membesarkan anak sebagai warga digital yang berpengetahuan dan bertanggung jawab.

Mulai Sejak Dini

Profesor dan Kepala Departemen Pendidikan Guru di Universitas Bradley Dean Cantu mengatakan, saat ini kebutuhan orang tua untuk memperkenalkan literasi media kepada anak lebih besar dibandingkan sebelumnya. Sebab, waktu menonton anak kian banyak dan semakin muda usia anak terlibat dengan perangkat digital.

Lebih dari sepertiga orang tua yang memiliki anak berusia kurang dari 12 tahun melaporkan bahwa anak mereka mulai menggunakan ponsel pintar sebelum usia 5 tahun. Hasil survei itu terangkum dalam laporan Pew Research Center pada Juli 2020.

"Mengajarkan literasi media kepada anak kecil dapat dimulai dari hal-hal paling dasar,” kata Leilani Carver-Madalon, asisten profesor di Magister Komunikasi Strategis dan Program Kepemimpinan Online di Maryville University.

Ilustrasi salah satu pendekatan yang dapat dilakukan orangtua dalam memberi pemahaman tentang wabah virus corona kepada anak.Shutterstock Ilustrasi salah satu pendekatan yang dapat dilakukan orangtua dalam memberi pemahaman tentang wabah virus corona kepada anak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com