Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Gunung Merapi Level III, Siapkan Tas Siaga Bencana Seperti Ini...

Kompas.com - 08/11/2020, 20:02 WIB
Mela Arnani,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Status Gunung Merapi telah naik dari waspada (level II) menjadi siaga (level III) pada 5 November 2020 pukul 12.00 WIB.

Peningkatan status tersebut didasarkan pada aktivitas vulkanik saat ini, yang dapat berlanjut ke erupsi.

Masyarakat yang berada di daerah berbahaya telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

Terkait dengan hal tersebut, setiap orang diimbau meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana, termasuk mempersiapkan tas siaga bencana.

Tas siaga bencana menjadi satu hal penting, terutama bagi yang tinggal di daerah rawan bencana.

Melansir informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tas siaga bencana berisi paket perlengkapan kebutuhan dasar yang dipersiapkan sebelum terjadi bencana pada keadaan darurat selama 3x24 jam atau 3 hari pertama.

Baca juga: Merapi Siaga, Simak Antisipasi yang Sedang Disiapkan

Perlengkapan tersebut berguna memenuhi kebutuhan dasar individu/keluarga pada kondisi tak ada bantuan sama sekali atau bantuan belum tiba. Namun, jangan sampai tas ini berlebihan muatan.

Pastikan hanya memasukkan benda yang dibutuhkan saat darurat di tas siaga bencana. Apa saja?

1. Dokumen penting

Siapkan dokumen-dokumen penting seperti fotokopi kartu keluarga, tanda pengenal, polis asuransi, buku tabungan, buku nikah, ijazah, dan sertifikat berharga lainnya.

Masukkan dokumen penting tersebut dalam map atau plastik yang kedap air.

2. Emergency Blanket

Selimut berbahan metal film polyester efektif menahan air, angin, dan menjaga suhu normal tubuh.

Selain itu, tak akan memakan banyak tempat saat dalam kondisi terlipat.

Baca juga: Status Gunung Merapi Naik Jadi Siaga, Ini Pesan Juru Kunci...

3. Perlengkapan obat-obatan

Masukkan perlengkapan perawatan luka, obat-obatan umum (diare, batuk, sakit kepala, sakit lambung, demam), pengusir nyamuk, minyak kayu putih, obat gosok, dan obat-obatan lain yang biasa digunakan.

Jika menderita penyakit tertentu, jangan lupa menyertakan obat-obatan khusus dari dokter.

4. Pisau lipat

Dalam tas siaga, turut masukkan pisau lipat untuk memotong, menggunting, membuka kaleng, dan lain sebagainya.

5. Peluit

Peluit digunakan untuk memanggil bantuan. Jika mempelajari sandi morse, maka dapat mengirim pesan menggunakan suara peluit.

6. Alat bantu penerangan

Beberapa alat bantu penerangan yang perlu disiapkan antara lain senter, baterai, lilin, dan korek api. Selain membantu penerangan, senter juga bisa digunakan untuk memanggil bala bantuan.

Sediakan persediaan baterai yang memadai. Sementara lilin dan korek api perlu dibawa sebagai alternatif jika senter tak berfungsi.

Baca juga: Begini Media-media Asing Soroti Naiknya Status Gunung Merapi...

7. Uang tunai

Tak perlu banyak, siapkan uang tunai secukupnya untuk perbekalan selama tiga hari.

8. Alat komunikasi, kabel charger, dan power bank

Telepon genggam dapat dimanfaatkan mencari bantuan jika masih terjangkau sinyal.

Radio juga berguna sebagai sumber informasi pascabencana.

9. Pakaian ganti dan alat mandi

Siapkan pakaian luar dan dalam secukupnya. Sesuaikan jenis pakaian sesuai dengan iklim tempat tinggal.

Jangan lupa membawa jaket, tisu, tisu basah, pembalut, serta alat mandi seperti sikat gigi dan sabun.

Baca juga: Status Gunung Merapi Siaga, Warga Rentan di Klaten Mulai Dievakuasi

10. Makanan dan minuman

Makanan kaleng yang mengandung energi dan cepat saji dapat dibawa dalam tas siaga bencana. Selain itu, biskuit dan kue kering juga dapat menjadi alternatif.

Pastikan makanan yang disiapkan dalam tas mempunyai tanggal kadaluarsa masih lama.

Sementara itu, siapkan air minum dalam botol minimal 2 liter per orang per hari.

11. Peralatan makan

Jangan lupa membawa piring dan sendok plastik secukupnya sesuai jumlah anggota keluarga.

12. Peralatan lainnya

Dalam tas siaga bencana, jangan lupa memasukkan jas hujan, masker, buku tulis, pulpen, hingga daftar nomor penting.

Jika mempunyai bayi, siapkan bubur bayi, susu bubuk sesuai usianya, bedak bayi, minyak telon, pampers, dan perlak.

Apabila ada orang tua dengan sakit yang lama, siapkan obat-obatan cadangan.

Jika mempunyai hewan peliharaan, siapkan makanan dan tempat makan, kalung, tali tuntun, dan obat yang dibutuhkan.

Baca juga: Bilik-bilik Kayu di Pengungsian Warga Lereng Merapi untuk Cegah Penyebaran Covid-19

Sebagai catatan, perlengkapan perlu diperiksa kembali setiap 3 bulan. Makanan dan minuman perlu diganti dengan masa berlaku yang lebih baru.

Tas siaga bencana dapat disimpan di tempat yang seluruh anggora keluarga mengetahuinya. Selain di rumah, tas siaga bencana dapat disiapkan di tempat kerja dan kendaraan pribadi.

Erupsi gunung api

Saat bencana terjadi, jangan berada di lokasi yang direkomendasikan untuk dikosongkan dan berada di lembah atau daerah aliran sungai.

Selain itu, hindari tempat terbuka dan lindungi diri dari abu letusan gunung api dengan menggunakan kacamata pelindung dan tidak memakai lensa kontak.

Penting untuk mengenakan masker atau kain basah yang menutup mulut dan hidung.

Kenakan pakaian tertutup yang melindungi tubh seperti baju lengan panjang, celana panjang, dan topi.

Setelah bencana terjadi, kurangi terpapar abu vulkanik, hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu vulkanik karena dapat merusak mesin kendaraan.

Lakukan juga pembersihan atap dari timbunan debu vulkanik, karena jika jumlahnya banyak dapat merobohkan dan merusak atap bangunan.

Selain itu, waspadai wilayah aliran sungai yang berpotensi terlanda bahaya lahar pada musim hujan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Tren
Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing 'Oren' Barbar

Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing "Oren" Barbar

Tren
8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Tren
Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Tren
Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Tren
Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com