"Larinya pasti ke Asia atau ke Afrika. Itulah yang menyebabkan mengapa Jepang dan Korea Selatan juga mengalami itu (wabah flu burung). Kemungkinan dari Rusia, karena Rusia kan dingin banget tuh," lanjut dia.
Baca juga: Peringatan Ahli Harvard, Bagaimana Penanganan SARS, Flu Burung, MERS, dan Virus Corona di Indonesia?
Dicky mengatakan, strain virus flu burung yang saat ini teridentifikasi adalah H5N8 dan H5N2. Berbeda dengan pandemi flu burung yang sempat melanda Indonesia pada 2006 silam. Pada saat itu, strain virus yang menyebar adalah H5N1.
"H5N8 memiliki potensi sangat mematikan untuk unggas, kemudian H5N2 yang tidak terlalu mematikan bagi unggas, tapi berpotensi merugikan peternak. Kedua-duanya ini belum teridentifikasi menjadi ancaman yang serius untuk manusia," kata Dicky.
Dicky mengatakan, dalam kategori public health untuk wabah epidemi atau pandemi, kedua strain virus itu berada dalam kategori ancaman very low atau sangat rendah.
"Asal, tapi ada asalnya. Very low-nya itu setiap makanan yang sifatnya dari unggas dan produk-produknya, termasuk telur, itu harus dimasak dengan benar. Tidak boleh setengah matang," kata Dicky.
Selain itu Dicky mengatakan, yang perlu diperhatikan adalah para peternak unggas.
"Jadi flu burung ini memang tidak mudah menular ke manusia, penularan antar manusia juga tidak mudah. Namun, berdasarkan sejarah flu burung beberapa tahun lalu, tercatat bahwa orang-orang yang terinfeksi umumnya yang memiliki kontak lama dan erat dengan hewan," kata Dicky.
Berdasarkan data dari Pemerintah Inggris yang dikutip oleh Dicky, diketahui bahwa wabah flu burung juga diidentifikasi di Belanda.
Negeri Kincir Angin itu melaporkan temuan 13 kasus flu burung yang diidentifikasi dari burung-burung liar.
Sebelumnya, pada 28 Oktober 2020, Belanda mengidentifikasi adanya virus flu burung di peternakan unggas yang memiliki populasi 35.000 ekor.
Temuan kasus serupa juga ditemukan di Jerman. Ada sebanyak 12 kasus yang diidentifikasi sebagai flu burung pada burung-burung liar di wilayah utara negara itu.
Kasus-kasus tersebut berhasil dilacak dan diketahui berasal dari wilayah barat Rusia, tempat strain H5N8 diidentifikasi di sebuah peternakan pada pertengahan Oktober lalu.
Bisakah menyebar hingga ke Indonesia?
Dicky mengatakan, hal tersebut bukan tidak mungkin terjadi, apalagi ndonesia merupakan salah satu negara beriklim hangat dan tidak memiliki musim dingin.
Ada kemungkinan burung-burung liar yang menghindari musim dingin akan bermigrasi ke wilayah Indonesia.