Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

460 Penumpang Maskapai Ini Di-blacklist karena Ogah Pakai Masker

Kompas.com - 28/10/2020, 11:21 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Maskapai penerbangan Amerika Serikat (AS), Delta Airlines, menempatkan 460 penumpang dalam daftar larangan terbang karena enggan memakai masker selama penerbangan.

Hal itu disampaikan oleh CEO Ed Bastian dalam sebuah surat kepada karyawan Delta Airlines seperti dilansir dari NBC News, Sabtu (24/10/2020).

"Kami telah menambahkan 460 orang ke daftar larangan terbang kami karena menolak memenuhi persyaratan masker," kata CEO Delta Ed Bastian.

"Mengenakan masker adalah salah satu tindakan paling sederhana dan efektif yang dapat kami lakukan untuk mengurangi transmisi (virus), itulah sebabnya Delta telah lama membutuhkannya untuk pelanggan dan karyawan kami," lanjutnya.

Baca juga: Apa Kabar Pesawat Buatan Indonesia N219 Nurtanio? Ini Update-nya

Lonjakan kasus

Dengan terjadinya kembali lonjakan dalam kasus Covid-19 di AS dan ketika cuaca semakin dingin, Bastian mengingatkan karyawannya bahwa menghentikan penyebaran virus penting untuk kembali ke keadaan normal.

Sebelumnya, maskapai yang berbasis di Atlanta, Georgia dan banyak maskapai lain yang berbasis di AS,mulai membutuhkan masker dari kain selama penerbangan pada Mei.

Pandemi telah memakan banyak korban di Delta dan maskapai penerbangan lain di seluruh AS, banyak di antaranya mulai memberhentikan pekerja awal bulan ini.

"Dengan bulan-bulan cuaca dingin yang mendekat, menghentikan penyebaran akan sangat penting untuk pemulihan kami dari pandemi dan Delta kembali ke pertumbuhan dan kepemimpinan dalam industri kami," tulisnya.

Melansir New York Post, 25 Oktober 2020, Delta juga mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan penjualan tiket kursi tengah di tahun baru berdasarkan sentimen konsumen dan kepercayaan dalam perjalanan udara.

Baca juga: Mengenal Black Box, Informan Kunci Penyebab Kecelakaan Pesawat

Sementara itu, menurut penghitungan dari Reuters, hampir setengah juta orang di Amerika Serikat (AS) telah tertular virus corona dalam tujuh hari terakhir.

Tak hanya itu, ada lebih dari 5.600 orang meninggal akibat virus yang bermula dari China itu di seluruh negeri pada pekan lalu dan pasien rawat inap melonjak 13 persen.

Illinois, yang muncul sebagai hot spot dalam beberapa pekan terakhir, melaporkan lebih dari 31.000 kasus baru dalam tujuh hari terakhir.

Pembatasan wilayah

Untuk mencoba dan menahan lonjakan tersebut, Gubernur Illinois JB Pritzker memberlakukan pembatasan baru di enam dari 11 wilayah.

Pakar kesehatan percaya virus melonjak karena pertemuan sosial pribadi dan mulai kelelahan dengan tindakan pencegahan Covid-19.

Melansir Worldometers, hingga Rabu (28/10/2020) siang, Negeri Paman Sam telah melaporkan 9.038.030 kasus.

Adapun dengan rincian, 5.877.964 pasien telah sembuh, dan 232.084 pasien lainnya harus meninggal dunia.

Baca juga: Melihat Kecanggihan Pesawat Mata-mata AS P-8 Poseidon yang Ditolak Masuk Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Tren
Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com