Ada pula tikus yang diinduksi dengan periotonitis yakni infeksi pada selaput yang melapisi perut (peritoneum) dimana ini menyebabkan adanya peningkatan jumlah neutrofil dalam darah mereka di dekat tempat infeksi.
Tikus yang mengalami peritonitis selanjutnya diberi induksi periodontal yang hasilnya menunjukkan memiliki jumlah neutrofil yang jauh lebih besar di lokasi infeksi.
Dari penyelidikan lanjutan para peneliti menemukan bahwa neutrofil dari hewan dengan penyakit gusi dan peritonitis memiliki penanda molekuler di membran luar yang berpotensi menyebabkan peradangan.
Namun tikus dengan peritonitis tetapi bukan penyakit gusi tak memiliki neutrofil prima meskipun diberi perlakuan yang sama.
Baca juga: 8 Cara Mudah Menghentikan Pendarahan pada Gusi
Guna melihat apakah mekanisme kekebalan semacam itu terjadi pada manusia, ilmuwan kemudian meminta sukarelawan sehat untuk tak menyikat maupun membersihkan gigi mereka selama 3 minggu.
Hal ini kemudian menyebabkan radang gusi ringan.
Para ilmuwan kemudian menganalisis sampel darah setiap partisipan dan menemukan neutrofil siap menyebabkan peradangan sebagaimana pada percobaan yang terjadi pada hewan.
Setelah sukarelawan kembali menyikat dan membersihkan gigi maka neutrofil dalam darahnya kembali ke keadaan sebelumnya saat kurang reaktif.
“Hal ini menunjukkan bahwa (neutrofil) dapat merespons secara sinergis pemicu inflamasi secara simultan dan jarak jauh, sehingga berkontribusi pada interaksi antara (penyakit periodontal) dan kondisi inflamasi lainnya," tulis riset tersebut.
Bagaimana penyakit gusi berhubungan dengan penyakit lain sebelumnya juga pernah diulas. Salah satunya bagaimana ini berhubungan dengan penyakit jantung.
Melansir dari Healthline dalam satu studi dari 2014, para peneliti mengamati orang-orang yang memiliki penyakit gusi dan penyakit jantung.
Hasilnya mereka menemukan bahwa orang yang telah menerima perawatan untuk penyakit gusi secara baik memiliki biaya perawatan untuk konsultasi kardiovaskular 10 hingga 40 persen lebih rendah daripada orang yang tidak mendapatkan perawatan mulut yang tepat.
Penemuan ini mendukung gagasan bahwa kesehatan gusi mempengaruhi kesehatan jantung.
Baca juga: Gigi Berlubang dan Gusi Berdarah Picu Kelahiran Prematur, Kok Bisa?
Sementara itu penelitian baru lain, mengulas artikel sumber tepercaya yang mengevaluasi beberapa penelitian dan juga menyimpulkan bahwa ada hubungan antara kedua kondisi tersebut.
Mereka menemukan bahwa penyakit gusi meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung sekitar 20 persen. Mereka selanjutnya menyimpulkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian berkualitas tinggi.
Dengan bukti ini, American Dental Association dan American Heart Association telah mengakui hubungan antara penyakit gusi dan penyakit jantung.
Penyakit gusi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung karena peradangan pada gusi dan bakteri pada akhirnya dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah penting.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.