Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO dan Wikimedia Foundation Berkolaborasi Cegah Misinformasi

Kompas.com - 23/10/2020, 16:01 WIB
Gloria Natalia Dolorosa

Penulis

KOMPAS.com - Badan kesehatan dunia WHO dan pengelola Wikipedia, Wikimedia Foundation, berkolaborasi dalam memperluas akses publik terhadap informasi seputar kesehatan terkait Covid-19.

Informasi yang disediakan berada di bawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike. Melalui kolaborasi ini, setiap orang dapat mengakses dan membagikan infografis, video, dan informasi kesehatan lainnya dari WHO di Wikimedia Commons.

Wikimedia Commons adalah perpustakaan digital gambar dan multimedia lainnya yang disediakan secara cuma-cuma.

Lebih dari 250.000 editor sukarelawan Wikipedia juga dapat membangun dan memperluas Wikimedia Common yang saat ini menawarkan lebih dari 5.200 artikel terkait virus corona dalam 175 bahasa.

Konten WHO pun akan diterjemahkan ke seluruh bahasa nasional dan regional melalui jaringan relawan global Wikipedia.

Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, akses yang adil ke informasi kesehatan yang terpercaya sangat penting untuk memastikan bahwa setiap orang tetap aman dan mendapat informasi selama pandemi Covid-19.

"Kolaborasi baru kami dengan Wikimedia Foundation akan meningkatkan akses ke informasi kesehatan yang dapat diandalkan dari WHO di berbagai negara, bahasa, dan perangkat," kata Dr. Tedros dalam situs web WHO, Kamis (22/10/2020).

Sejak awal pandemi, WHO telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah infodemik. Infodemik diartikan sebagai keberlimpahan informasi dan penyebaran cepat berita, gambar, dan video yang menyesatkan atau dibuat-buat.

Cegah Infodemik 

Editor Wikipedia berada di garis depan dalam mencegah penyebaran informasi yang salah seputar virus corona. Mereka akan memastikan bahwa informasi tentang pandemi berdasarkan pada sumber yang dapat dipercaya dan diperbarui secara berkala di Wikipedia.

Dengan membuat informasi terverifikasi seputar pandemi di Wikipedia, Wikipedia membantu tujuan WHO dalam mencegah infodemik dan memastikan semua orang dapat mengakses informasi kesehatan masyarakat yang tepat.

"Semua lembaga, dari pemerintah hingga lembaga kesehatan internasional, badan ilmiah hingga Wikipedia, harus bertindak untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki akses yang adil dan terpercaya ke pengetahuan kesehatan masyarakat, di mana pun Anda tinggal atau bahasa yang Anda gunakan,” kata CEO Wikimedia Foundation Katherine Maher.

Sebagian editor sukarelawan Wikipedia berasal dari komunitas medis. Mereka telah membuat, memperbarui, dan menerjemahkan informasi Wikipedia tentang pandemi dari sumber terpercaya.

Sebagai satu dari 10 situs teratas di dunia, penelitian menunjukkan bahwa Wikipedia adalah salah satu sumber informasi kesehatan yang paling sering dilihat.

Saat ini, pembaca dapat mengakses rangkaian infografis klarifikasi WHO terhadap mitos di Wikimedia Commons. Infografis yang bertujuan mengatasi kesalahpahaman seputar Covid-19 itu juga tersedia bagi editor Wikipedia untuk dimasukkan ke dalam artikel Wikipedia.

Beberapa bulan mendatang, Wikimedia Foundation dan WHO akan terus mengunggah sumber daya ke Wikimedia Commons dan berkolaborasi dengan editor sukarelawan Wikipedia untuk memenuhi kebutuhan informasi terkait Covid-19 di artikel Wikipedia. Sumber daya WHO tuurt membantu mengisi celah ini.

Selain itu, di bawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike, organisasi, individu, dan situs web lain dapat lebih mudah membagikan materi di platform mereka tanpa harus berbenturan dengan pembatasan hak cipta yang lebih ketat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com