Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TREN] 12 Makanan Pantangan Asam Urat | 9 Negara Terkaya di Dunia

Kompas.com - 15/10/2020, 05:25 WIB
Inggried Dwi Wedhaswary

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjaga kesehatan penting bagi semua orang. Bagi mereka yang menderita penyakit tertentu, mengetahui makanan apa saja yang sebaiknya dikonsumsi dan dihindari, penting diketahui.

Berita berupa infografik makanan pantangan bagi penderita asam urat menjadi salah satu berita yang banyak dibaca di laman Tren pada Rabu (14/10/2020) hingga Kamis (15/10/2020) pagi.

Berita lainnya terkait perkembangan pengujian vaksin virus corona, data virus corona di dunia, dan berbagai perkembangan soal Kartu Prakerja, dan lain-lain.

Selengkapnya, berikut berita populer Tren:

1. Infografik 12 makanan pantangan asam urat

Mereka yang menderita asam urat biasanya mengalami gajala salah satunya nyeri sendi.

Nyeri sendi terjadi karena tusukan kristal-kristal tajam yang terbentuk akibat penumpukan zat asam urat.

Jika kadar asam urat dalam darah melebihi ambang normal, maka asam urat ini akan masuk ke organ-organ tubuh khususnya ke dalam sendi.

Oleh karena itu, harus dihindari makanan yang tinggi purin. Apa saja? Simak infografik berikut ini:

INFOGRAFIK: 12 Makanan Pantangan Asam Urat

2. Infografik 9 negara terkaya di dunia

Beberapa negara yang sangat kecil dan sangat kaya seperti Luksemburg, Singapura, Swiss, dan Irlandia mendapatkan keuntungan dari memiliki sektor keuangan dan rezim pajak yang canggih yang membantu menarik investasi asing dan bakat profesional.

Sementara itu, Qatar, Brunei, dan Kuwait memiliki cadangan hidrokarbon yang besar atau sumber daya alam yang menguntungkan.

Simak daftar negara terkaya di dunia dalam infografik ini:

INFOGRAFIK: 9 Negara Terkaya di Dunia 2020

3. Penghentian uji coba vaksin dan antibodi Covid-19

Johnson & Johnson mengumumkan penghentian sementara proses uji coba, setelah diketahui ada relawan yang mengalami masalah kesehatan.

Berdasarkan informasi di laman resmi J&J, perusahaan yang bermarkas di New Jersey, AS ini memutuskan untuk berhenti sejenak dan melakukan pendalaman atas adanya kasus gangguan kesehatan pada relawan yang menerima vaksin produksinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com