Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangganya Staf Garis Depan WFP Setelah Meraih Nobel Perdamaian...

Kompas.com - 10/10/2020, 18:03 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para staf Program Pangan Dunia (WFP) mempertaruhkan nyawa untuk memberi makan jutaan orang di beberapa tempat paling berbahaya di dunia.

Akan tetapi, Hadiah Nobel Perdamaian 2020 yang diraih WFP menawarkan kesempatan bagi mereka untuk merasakan pengakuan atas pekerjaan itu.

Direktur WFP untuk Sudan Selatan, Matthew Hollingworth, mengaku terkejut dengan hadiah Nobel itu.

Sudan Selatan merupakan salah satu wilayah operasi kemanusiaan darurat terbesar WFP.

Tercatat 1.200 staf WFP memberi makan sekitar 5 juta orang atau hampir setengah populasi negara.

Ini adalah satu-satunya negara yang tak memungkinkan bagi WFP untuk memberi makan secara langsung.

Staf WFP harus menjatuhkan makanan dari pesawat karena konflik endemik dan kesulitan menjelajahi medan yang luas.

"Pertama-tama semua orang sangat terkejut. Para staf sangat senang. Tak ada pertanyaan tentang penghargaan itu," kata Hollingworth dikutip dari AFP, Jumat (9/10/2020).

Baca juga: Penghargaan Nobel 2020, Siapa Saja Pemenangnya?

"Saya sangat bangga bisa bekerja dengan mereka, jujur saja," ujar dia.

Tahun lalu, WFP menyediakan makanan bagi 97 juta orang di 88 negara dan hadir di banyak zona perang paling mematikan di dunia.

Termasuk di antaranya adalah operasi darurat di Yaman untuk memberi makan 13 juta orang setiap bulan.

"Ketika saya mendengar berita itu, saya berhenti bernapas, saya tidak dapat mempercayainya," kata Espinola Caribe dari kantor WFP di Mozambik.

Ia mengaku pergi ke kantor WFP lain untuk memberi selamat dan berterima kasih kepada 50 stafnya.

Cariba juga menggambarkan kunjungan lapangannya minggu lalu ke daerah yang paling parah dilanda topan.

"Ini adalah perasaan yang tidak dapat Anda jelaskan, Anda harus menjalaninya, melihat bagaimana orang-orang kami berjuang untuk membuat orang-orang ini tetap hidup," jelas dia.

"Berada di garis depan untuk memberikan suplemen nutrisi dan bisa menjaga anak ini tetap hidup adalah perasaan yang luar biasa," lanjut Cariba.

Baca juga: Daftar dan Profil Penerima Nobel Sastra, Fisika, Kimia, dan Kedokteran 2020

Mengedukasi soal nutrisi

Tak hanya memberi makan, WFP juga mempunyai misi iuntuk mendidik keluarga tentang nutrisi anak dan membantu mereka menjadi mandiri.

Di Turki, WFP bersama dengan pemerintah dan organisasi lainnya memperluas penyediaan program kejuruan untuk melatih warga Suriah dan Turki dalam upaya membangun hubungan sosial.

Di Republik Afrika Tengah (CAR), WFP memberi makan sekitar 750.000 orang setiap bulannya.

Hadiah Nobel merupakan pengakuan atas semua pekerjaan yang telah dilakukan WFP dalam krisis yang paling sulit dan area paling rentan.

"Di sini kami bekerja dalam konteks yang sangat sulit. Tim pergi ke tempat-tempat yang sangat terpencil dan seringkali mempertaruhkan nyawa mereka," kata Direktur Komunikasi di Ibu Kota Bangui, Vigno Hounkali.

Mawa Coulibaly (49) telah bekerja selama tujuh tahun di CAR, dan saat ini berada di wilayah barat laut negara itu, tempat para milisi brutal yang sering menargetkan para pekerja bantuan dan penjaga perdamaian.

Ia pun merasa sangat bangga atas Nobel itu.

"Saya bangga karena saya tahu pekerjaan yang kami lakukan untuk menyatukan komunitas," kata dia.

"Medan di sini sangat sulit. Jalanan sangat buruk dan di musim hujan itu sangat rumit. Kami berada di perbatasan dengan Kamerun dan Cad, jadi ada banyak perampokan di jalan," tambahnya.

Baca juga: Profil dan Karya Louise Glück, Penyair Amerika Serikat Penerima Nobel Sastra 2020

The Nobel Committee for Physiology or Medicine. Illustrator: Mattias Karlén Pemenang Nobel Kedokteran 2020

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com