KOMPAS.com - Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan resmi mengumumkan kompetisi sepak bola Indonesia, baik Liga 1 dan Liga 2 ditunda kembali selama satu bulan hingga November 2020.
Adapun Liga 1 sejatinya akan melangsungkan kick off nya pada 1 Oktober besok, tetapi tidak mendapat restu oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Pada Senin (28/9/2020), Polri memutuskan tidak akan memberi izin keramaian dalam berbagai tingkat tertentu karena situasi pandemi virus corona di Indonesia yang belum membaik.
Iriawan menyebut bahwa pihaknya menghormati keputusan Polri tersebut.
Dilihat dari sisi epidemiologi, tepatkah keputusan menunda kompetisi sepak bola tersebut?
Baca juga: PSSI Berharap Liga 1 dan Liga 2 Hanya Ditunda Selama Satu Bulan
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyebut keputusan yang diambil Polri tersebut sangat lah tepat.
Mengapa begitu, menurut Dicky, memang benar saat ini kurva penambahan kasus Covid-19 di Indonesia sedang tinggi.
Oleh karena itu, apa pun aktivitasnya yang bersifat banyak orang, memang seharusnya dihindari terlebih dahulu.
"Apa pun aktivitasnya kalau prevalensinya seperti saat ini, masih tinggi, ya tetap akan ada risiko penularan yang tinggi," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Rabu (30/9/2020).
Dia menambahkan, hal itu tidak bisa dihindari dengan melakukan berbagai upaya pencegahan.
Terlebih, Dicky menyebut, klub sepak bola yang akan bertanding tidak hanya berasal dari satu daerah saja, tetapi dari berbagai daerah.
Hal itu menurutnya dapat memunculkan potensi penularan.
"Tidak akan bisa dihindari seperti apa pun upaya protokol kesehatannya. Apalagi ini namanya main bola kan klub nya dari berbagai wilayah juga," ujar Dicky.
Baca juga: BREAKING NEWS, Liga 1 dan Liga 2 Resmi Ditunda Lagi hingga November
Selain itu, dalam laga di sepak bola juga terjadi kontak fisik yang tidak bisa dihindari sehingga tidak mungkin tercipta jaga jarak.