Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Penundaan Kompetisi Sepak Bola Liga 1 dan Liga 2 Sudah Tepat

Kompas.com - 30/09/2020, 15:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan resmi mengumumkan kompetisi sepak bola Indonesia, baik Liga 1 dan Liga 2 ditunda kembali selama satu bulan hingga November 2020.

Adapun Liga 1 sejatinya akan melangsungkan kick off nya pada 1 Oktober besok, tetapi tidak mendapat restu oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

Pada Senin (28/9/2020), Polri memutuskan tidak akan memberi izin keramaian dalam berbagai tingkat tertentu karena situasi pandemi virus corona di Indonesia yang belum membaik.

Iriawan menyebut bahwa pihaknya menghormati keputusan Polri tersebut.

Dilihat dari sisi epidemiologi, tepatkah keputusan menunda kompetisi sepak bola tersebut? 

Baca juga: PSSI Berharap Liga 1 dan Liga 2 Hanya Ditunda Selama Satu Bulan

Tanggapan epidemiolog

Sejumlah penari dan maskot tim mengisi acara pembukaan Liga 1 2020 sebelum laga Persik Kediri melawan Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (29/02/2020) malam. KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Sejumlah penari dan maskot tim mengisi acara pembukaan Liga 1 2020 sebelum laga Persik Kediri melawan Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (29/02/2020) malam.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyebut keputusan yang diambil Polri tersebut sangat lah tepat.

Mengapa begitu, menurut Dicky, memang benar saat ini kurva penambahan kasus Covid-19 di Indonesia sedang tinggi.

Oleh karena itu, apa pun aktivitasnya yang bersifat banyak orang, memang seharusnya dihindari terlebih dahulu.

"Apa pun aktivitasnya kalau prevalensinya seperti saat ini, masih tinggi, ya tetap akan ada risiko penularan yang tinggi," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Rabu (30/9/2020).

Dia menambahkan, hal itu tidak bisa dihindari dengan melakukan berbagai upaya pencegahan.

Terlebih, Dicky menyebut, klub sepak bola yang akan bertanding tidak hanya berasal dari satu daerah saja, tetapi dari berbagai daerah.

Hal itu menurutnya dapat memunculkan potensi penularan.

"Tidak akan bisa dihindari seperti apa pun upaya protokol kesehatannya. Apalagi ini namanya main bola kan klub nya dari berbagai wilayah juga," ujar Dicky.

Baca juga: BREAKING NEWS, Liga 1 dan Liga 2 Resmi Ditunda Lagi hingga November

Selain itu, dalam laga di sepak bola juga terjadi kontak fisik yang tidak bisa dihindari sehingga tidak mungkin tercipta jaga jarak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com