Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Dunia 28 September: 1 Juta Kematian | Inggris dan Spanyol Akan Lockdown Lagi

Kompas.com - 28/09/2020, 09:29 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hampir 9 bulan sudah virus corona mewabah di seluruh dunia. Kasus-kasus baru Covid-19 masih terus dilaporkan di berbagai negara.

Melansir data dari laman Worldometers, Senin (28/9/2020), hingga kini, ada 33,2 juta kasus infeksi Covid-19 yang telah dikonfirmasi di dunia.

Sementara, angka kematian karena Covid-19 juga telah menyentuh angka 1 juta kasus.

Sedangkan jumlah pasien yang telah dinyatakan sembuh adalah sebanyak 24,6 juta orang.

Jumlah kasus aktif sejauh ini adalah sebanyak 7,7 juta kasus, dengan rincian:

  • 7,6 juta pasien dalam kondisi ringan
  • 65.337 kasus dalam kondisi kritis atau serius.

Hingga kini, jumlah kasus terbanyak masih dicatatkan oleh Amerika Serikat (AS) dengan 7,3 juta kasus, disusul India, Brazil, Rusia, Kolombia, dan Peru.

Kondisi ini masih terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

Baca juga: Dialami Banyak Pasien Covid-19, Apa Itu Anosmia?

Berikut adalah sejumlah perkembangan terbaru dari kondisi pandemi virus corona di dunia:

Indonesia

Foto dirilis Sabtu (19/9/2020), memperlihatkan petugas penggali makam menunggu kerabat jenazah korban Covid-19 mengumandangkan adzan di kompleks pemakaman Pondok Ranggon. Selain tenaga medis yang menjadi garda terdepan penanganan virus corona, salah satu pahlawan lain juga patut diberikan apresiasi tinggi adalah petugas pemakaman jenazah Covid-19.ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Foto dirilis Sabtu (19/9/2020), memperlihatkan petugas penggali makam menunggu kerabat jenazah korban Covid-19 mengumandangkan adzan di kompleks pemakaman Pondok Ranggon. Selain tenaga medis yang menjadi garda terdepan penanganan virus corona, salah satu pahlawan lain juga patut diberikan apresiasi tinggi adalah petugas pemakaman jenazah Covid-19.
Pada Minggu (27/9/2020), pemerintah kembali mengumumkan 3.874 kasus baru virus corona, sehingga jumlah total kasus menjadi sebanyak 275.213. 

Selain itu, ada 78 kasus kematian baru dan 3.611 pasien yang dinyatakan sembuh.

Dengan demikian, jumlah total kasus kematian hingga kini menjadi sebanyak 10.386 dan jumlah total pasien sembuh sebanyak 203.014 orang.

Kasus-kasus ini tersebar di 34 provinsi dan 497 kabupaten/kota di Indonesia.

Adapun jumlah total kasus terbanyak masih dicatatkan di DKI Jakarta, dengan lebih dari 70.000 kasus, disusul Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan.

Baca juga: UPDATE 27 September: Tambah 1.186 Kasus di Jakarta, Total 1.692 Pasien Covid-19 Meninggal

Inggris

Para pengunjuk rasa menggelar aksi menentang aturan pembatasan yang dikeluarkan pemerintah PM Inggris terkait penyebaran Covid-19, di Trafalgar Square di London, Inggris, Sabtu (26/9/2020). Aksi yang diikuti ribuan warga tersebut di antaranya menolak kebijakan lockdown, vaksinasi, dan kewajiban penggunaan masker.AFP/JUSTIN TALLIS Para pengunjuk rasa menggelar aksi menentang aturan pembatasan yang dikeluarkan pemerintah PM Inggris terkait penyebaran Covid-19, di Trafalgar Square di London, Inggris, Sabtu (26/9/2020). Aksi yang diikuti ribuan warga tersebut di antaranya menolak kebijakan lockdown, vaksinasi, dan kewajiban penggunaan masker.
Melansir The Times, Senin (28/9/2020), Pemerintah Inggris berencana memberlakukan penguncian atau lockdown sosial total di sebagian besar wilayah Inggris bagian utara dan London untuk menahan penyebaran gelombang kedua virus corona.

Jika langkah penguncian ini diberlakukan, seluruh pub, restoran, dan bar akan diminta untuk tutup selama 2 minggu di awal periode.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut sebagai Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut sebagai Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com