Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trending "Panas", Kenapa Cuaca Hari Ini Lebih Panas? Berikut Penjelasan BMKG

Kompas.com - 19/09/2020, 20:26 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah warganet bahwa cuaca di wilayahnya terasa lebih panas pada siang sampai sore hari pada Sabtu, (19/9/2020).

Adapun suhu atau temperatur yang dirasakan berkisar 32 sampai 38 derajat celsius.

"Tempat aku panas sampai segini, tempat kalian gimana? #panas," tulis akun Twitter @stickeru1605 dalam twitnya.

Ia juga mengunggah tanggapan layar dari ponselnya yang menunjukkan bahwa di daerah Tuban, Jawa Timur, pada pukul 14.59 WIB suhu di kisaran 38 derajat celsius.

Sementara itu, akun Twitter @wildanfawwaz_, juga mengunggah tangkapan layar yang menunjukkan Kota Serang, Banten pada pukul 14.22 WIB berada pada suhu 32 derajat celsius.

Kemudian, akun Twitter Acann mengunggah foto yang menujukkan wilayah Yogyakarta pada pukul 13.47 WIB berada pada suhu 36 derajat celsius.

Selain itu, topik "Panas" juga sempat menjadi trending populer di media sosial Twitter.

Sejauh ini, topik "panas" telah diunggah sebanyak lebih dari 32.200 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Baca juga: Suhu Dieng Minus 5 Derajat, Embun Es Muncul Lagi

Penjelasan BMKG

Kasubbid Analisis Informasi Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Adi Ripaldi mengungkapkan, cuaca panas yang terjadi hari ini karena bulan September masih dalam periode musim kemarau.

"Bulan September ini kan masih periode kemarau untuk wilayah Jawa-bali-Nusa Tenggara, di mana periode kemarau setiap harinya didominasi oleh cuaca cerah/panas," ujar Adi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/9/2020).

Adi mengatakan, suhu panas yang terasa di sejumlah wilayah ini karena saat kemarau jarang sekali ada awan, sehingga pancaran sinar matahari terasa lebih menyengat di siang hari.

"Pancaran sinar matahari berasa lebih menyengat di siang hari, terutama dar jam 13.00-14.00 WIB sebagai waktu suhu udara mencapai maksimum. Suhu udara harian bisa mencapai 33-34 derajat celsius," ujar Adi.

Terkait keberadaan awan, Adi menyebutkan, tidak ada hujan saat kemarau membuat partikel debu juga ikut menambah rasa gerah atau panasnya suhu yang dirasa saat siang hari.

Panas didukung kelembaban udara

Sementara itu, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin mengatakan, tidak hanya minimnya awan yang menjadikan suhu terasa panas, namun kondisi ini juga didukung oleh faktor kelembaban udara.

"Suhu panas tersebut dipicu oleh kondisi cuaca cerah pada siang hari di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara, tutupan awan biasanya dapat mengurangi teriknya pancaran sinar matahari menjadi sangat minim," ujar Miming saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Sabtu (19/9/2020).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pajak Makanan Dibayar Restoran atau Pembeli? Ini Penjelasan Ekonom

Pajak Makanan Dibayar Restoran atau Pembeli? Ini Penjelasan Ekonom

Tren
Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Tren
Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com