Sementara itu, Sidik bergulat dengan Ploegman dan mencekiknya hingga tewas. Namun, Sidik pun akhirnya tersungkur kena sabetan kelewang tentara Belanda yang datang karena mendengar bunyi letusan pistol.
Di luar hotel, beberapa pemuda memanjat dinding hotel dan naik sampai ke puncak. Hariyono, yang tadi membawa Pak Dirman ke luar dari hotel, ada di antara pemuda-pemuda itu.
Pemuda Kusno Wibowo telah ada di dekat tiang dan menurunkan bendera Merah-Putih-Biru. Dari atas, ia meminta supaya diberikan bendera Merah-Putih, tetapi tidak ada yang bisa memenuhi permintaannya.
Kusno Wibowo dan Hariyono tidak kehabisan akal. Bendera Belanda yang sudah diturunkan itu dirobek bagian birunya sehingga tinggal merah dan putihnya.
Setelah itu, Kusno Wibowo dan Hariyono mengibarkan kembali bendera Merah-Putih di tiang yang sama.
Peristiwa Bendera di Hotel Yamato ini tidak saja merupakan ujian bagi Belanda, tetapi merupakan ketentuan yang harus diperhitungkan pemimpin Indonesia tentang rencana Belanda kembali menjajah Indonesia.
Hotel ini dibangun pada 1910 dengan nama Hotel Oranje. Saat pertama kali didirikan, hotel itu bergaya colonial art nouveau.
Arsiteknya, J Afprey, orang Belanda. Pendirinya adalah Lucas Martin Sarkies, berasal dari keluarga Sarkies yang terkenal sebagai pemilik kerajaan hotel di Asia.
Nama hotel yang terletak di Jalan Tunjungan, Surabaya, itu beberapa kali berubah. Mulai tahun 1996, hotel tersebut bernama Hotel Majapahit Mandarin Oriental.
Hotel bintang lima itu kini dicat berwarna putih. Padahal mulanya berwarna oranye pekat, seperti namanya.
Pada pertengahan Perang Dunia II (1942), Hotel Oranje diambil alih penjajah Jepang dan dijadikan barak militer dan kamp tahanan sementara untuk perempuan dan anak-anak yang akan dipindahkan ke Jawa Tengah.
Nama hotel pun diganti menjadi Hotel Yamato. Nama ini hanya bertahan tiga setengah tahun, saat penjajahan Jepang.
Baca juga: Perjalanan Hotel Yamato, Lokasi Penyobekan Bendera Belanda di Surabaya
Kamar-kamar yang mempunyai nilai sejarah adalah kamar Merdeka nomor 33 dan kamar Sarkies nomor 44.
Kamar Merdeka adalah kamar yang ditempati Residen Belanda saat terjadi perobekan bendera Belanda.
Kamar yang dulunya memiliki pintu rahasia tersebut sempat diserbu pemuda Surabaya ketika mendesak penurunan bendera Belanda.
Sedangkan, kamar Sarkies adalah kamar tempat keluarga Sarkies, pendiri Hotel Oranje yang selalu singgah di sana apabila datang ke Surabaya.
Di kedua kamar yang termasuk kelas suites itu diletakkan foto dan narasi mengenai sejarah yang terkait pada kamar tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.