Masker ini terbuat dari bahan filtrasi yang lebih tinggi dibandingkan masker biasa, di mana biasnaya dapat menyaring sekitar 95 persen partikel di udara.
Tan telah melihat peningkatan 15-20 persen dalam jumlah pasien mengalami permasalah kulit terkait masker.
Seseorang dapat mengalami peradangan kulit, misalnya dari penumpukan kelembapan, panas, dan peningkatan produksi sebum, yang bisa menyebabkan pori-pori tersumbat.
Tan merekomendasikan untuk mengganti masker setiap 4-6 jam dan membiarkan kulit beristirahat dari masker sekitar 15-30 menit.
"Pertimbangkan hal-hal lain seperti masker kain, yang merupakan jenis kain yang lebih bisa bernapas dan nyaman," ujar dia.
Baca juga: Pakai Masker di Masa Pandemi Bisa Picu Jerawat? Berikut Cara Mengatasinya...
Konsultan Senior Kalisvar Marimuthu dari National Center for Infectious Diseases mengatakan, penting untuk mencuci masker setiap hari atau secara teratur.
Mencuci masker tak hanya menghilangkan virus, melainkan juga noda air liur atau partikel debu di masker.
Ia menyarankan untuk tak menyentuh bagian depan masker saat melepasnya dan selalu mencuci tangan setelah memegang atau menyentuh masker yang telah dipakai.
Terkait pencucian masker, dapat dilakukan dengan mencampurnya ke cucian biasa.
Masukkan deterjen dan pengaturan air hangat yang sesuai untuk kain yang digunakan pada masker. Setelah itu, biarkan masker mengering hingga sempurna.