Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan Tanda Kehidupan di Venus Mirip dengan di Bumi, Apa Itu?

Kompas.com - 16/09/2020, 19:36 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Mereka membuat perhitungan apakah ini berasal dari proses alami non-biologis di sana, atau bukan.

Tim menyebut beberapa hal yang mungkin membuat gas itu melayang tinggi di atmosfer Venus adalah sinar Matahari, mineral yang dimuntahkan gunung berapi, atau kilat. Namun semuanya belum ada yang meyakinkan.

Sumber-sumber tadi, paling tidak hanya mampu menghasilkan 1/10.000 fosfin yang terpantau teleskop terlihat di Venus.

Baca juga: Petang Ini, Saksikan Dekatnya Jarak Merkurius dan Venus, Bagaimana Caranya?

Mengutip laman NASA Space Flight, salah satu cara termudah untuk menghasilkan fosfin secara alami adalah sebagaimana yang terjadi pada Jupiter da Saturnus, di atmosfernya ada tekanan yang sangat besar yang dapat menghasilkan fosfin dengan memanfaatkan hidrogen.

Namun, ini tidak mungkin terjadi pada Venus, karena kurangnya atom hidrogen di sana.

Diduga, ada proses yang belum diketahui, suatu proses yang para peneliti belum mendapatkan datanya dari misi-misi luar angkasa sebelumnya yang menyebabkan munculnya gas yang salah satunya diartikan sebagai tanda-tanda kehidupan ini.

Kemungkinan adanya kehidupan

Dikutip dari BBC, fosfin di Bumi dihasilkan oleh mikroba di usus hewan, seperti penguin, atau di lingkungan dengan oksigen terbatas, seperti rawa.

Namun, senyawa ini juga bisa dihasilkan oleh industri atau proses abiotik, seperti aktivitas vulkanik, kilat, atau jatuhan meteorit.

Namun, karena tak ada pabrik dan berbagai proses abiotik, di Venus hanya mampu dihasilkan fosfin 10.000 kali lebih kecil dibandingkan yang terdeteksi.

Maka, dugaan utama atas keberadaan senyawa tersebut dihasilkan oleh mikroba tertentu yang ada di Venus.

”Sejak dulu para ahli sudah menduga, kalaupun di Venus ada kehidupan, kehidupan itu tidak akan berada di permukaan Venus, tetapi di atmosfer bagian atasnya,” kata peneliti astrobiologi yang juga Guru Besar Astronomi Institut Teknologi Bandung, Taufiq Hidayat dikutip dari Harian Kompas (16/9/2020).

Baca juga: Rekor Kasus Harian 3.963 Positif, Epidemiolog: Tak Selalu Negatif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com