Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JO, Kenangan Kecilku untuk Maestro Wartawan "Andap Asor"

Kompas.com - 16/09/2020, 15:44 WIB
Joseph Osdar,
Wisnu Nugroho

Tim Redaksi

Sabtu malam, 8 Juni 2013, Etty Sri Marianingsih menelefon saya. “Mas Osdar, bisa tolong dipamitkan ke Ibu Megawati, besok Pak Jakob tidak bisa melawat ke pemakaman Pak Taufik Kiemas di Kalibata, karena beliau malam ini sakit perut dan dokter minta untuk istirahat,” kata Etty, sekretaris Pemimpin Umum Kelompok Kompas Gramedia (KKG).

Minggu pagi, 9 Juni 2013 Etty menelepon lagi. “Mas Osdar, Pak Jakob nanti mau menghadiri upacara pemakaman almarhum Taufik Kiemas. Beliau minta Mas Osdar mendampingi,” kata Etty.

Pagi itu saya menelepon Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Mayjen TNI Doni Monardo.

Saya sampaikan keinginan Jakob Oetama untuk menghadiri upacara pemakaman almarhum Taufik Kiemas yang akan dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Saya akan koordinasikan dengan protokol istana. Kalau Pak Jakob sudah sampai di tempat pemakaman tolong kontak saya Mas Osdar,” kata Doni saat itu.

Satu setengah jam sebelum upacara pemakaman, Jakob sampai di wilayah pemakaman Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

Saya bersama Pemimpin Umum Redaksi Kompas Rikard Bagun dan Wartawan Kompas untuk Istana Kepresidenan dan Antonius Tomy Trinugroho (Ato) menjemput Jakob. Agak jauh dari pintu gerbang. Jaraknya cukup jauh untuk Jakob berjalan kaki sampai mulut gerbang pemakaman.

Untung ada seorang prajurit Paspampres mendekati kami dan mempersilakan mobil yang membawa Jakob Oetama merapat sampai pelataran pemakaman.

Karena upacara masih lama, kami bimbing Jakob Oetama menunggu di salah satu gerbang masuk yang dinaungi pepohonan rindang. Saat itu matahari bersinar terang dan mulai panas terik.

Saat itu muncul kolumnis tetap Harian Kompas dan cendekiawan Yudi Latief. Ia ikut membantu mendapatkan kursi kecil untuk duduk Jakob Oetama. Mula-mula Jakob tidak mau duduk.

“Pak Jakob tempat pemakaman cukup jauh dari gerbang ini dan jenazah belum datang, jadi duduk dulu saja,” ujar saya yang ditolak Jakob.

Tapi ketika Yudi Latif memperisilakan, Jakob Oetama bersedia duduk. Beberapa menit kemudian seorang perwira menengah Paspampres mendekati kami dan mempersilahkan Jakob untuk menuju ke wilayah VVIP upacara pemakaman.

Saat itu Doni Monardo menelepon saya. “Pak Osdar itu staf saya nanti membantu Pak Jakob duduk tidak jauh dari keluarga almarhum, Presiden dan Ibu Negara. Saya sudah koordinasikan dengan protokol,” kata Doni.

Komandan Pasukan Pengamanan Presiden Mayjend TNI Doni Monardo.KOMPAS/ALIF ICHWAN Komandan Pasukan Pengamanan Presiden Mayjend TNI Doni Monardo.
Pewira menengah Paspampres yang dikirimkan memandu ke tempat duduk VVIP berperawakan tinggi, mirip dengan Doni Monardo.

Jakob mengira perwira itu Doni Monardo. Jakob nampak senang sekali. Beberapa hari sebelumnya, Doni menemui Jakob Oetama untuk memberi beberapa pohon.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Resmi, Ada 26.319 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kementerian PUPR 2024

Resmi, Ada 26.319 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kementerian PUPR 2024

Tren
Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Selidiki Dugaan Pencatutan Nama oleh Kumba Digdowiseiso

Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Selidiki Dugaan Pencatutan Nama oleh Kumba Digdowiseiso

Tren
Kenali Waktu Terbaik dan Terburuk untuk Minum Air Kelapa

Kenali Waktu Terbaik dan Terburuk untuk Minum Air Kelapa

Tren
Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Tren
Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Tren
Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Tren
Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Tren
5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

Tren
Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Tren
Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Tren
Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com