Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Steve Irwin "The Crocodile Hunter" Wafat Terkena Sengatan Ikan Pari

Kompas.com - 04/09/2020, 07:39 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 14 tahun yang lalu, tepatnya 4 September 2006, penyiar Discovery Channel bernama Steve Irwin meninggal dunia karena sengatan ikan pari yang menusuk jantungnya.

Steve Irwin adalah pria Australia yang terkenal karena menjadi host acara televisi yang menampilkan kehidupan binatang liar, terutama buaya.

Dia bahkan mendapat julukan Crocodile Hunter atau pemburu buaya.

Melansir Who.com.au, Jumat (4/9/2020), Irwin tewas karena serangan ikan pari di Batt Reef dekat Port Douglas, Australia, saat syuting film dokumenter berjudul Ocean’s Deadliest.

Saat itu, dia melihat seekor ikan pari berekor pendek. Ia mengikuti dan merekam pergerakan ikan tersebut.

Akan tetapi, tiba-tiba ikan itu menyerangnya dan menusuk jantungnya dengan sengatnya.

Baca juga: Ramai soal Buaya Raksasa di Bangka Belitung, Ini Penjelasan LIPI

Kameramen Justin Lyons yang menyaksikan kejadian itu mengatakan, ikan pari itu menyerang dada Irwin berkali-kali dalam waktu singkat.

Serangan itu begitu fatal, Justin menuturkan kata-kata terakhir Irwin saat itu adalah "aku mati".

Sayang binatang sedari kecil

Seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (9/7/2020), Steve Irwin lahir dengan nama lengkap Steve Robert Irwin di Melbourne, Australia, pada 22 Februari 1962.

Semasa kecil, Irwin dibesarkan di sebuah taman margasatwa yang dimiliki orang tuanya. Kini, taman itu dikenal sebagai Kebun Binatang Australia.

Meski tidak memiliki gelar ilmiah, tapi dia tumbuh sambil mempelajari dan merawat hewan.

Dia belajar menangani buaya kesayangannya. Dan tidak seperti anak-anak lainnya, dia mendapat hadiah ulang tahun berupa ular piton.

Pada 1970, keluarganya pindah dari Victoria ke Queensland. Kedua orangtuanya, Bom dan Lyn Irwin, mendirikan Taman Reptil Beerwah seluas 1,6 hektare.

Baca juga: Update Corona Global: 26,4 Juta Kasus Infeksi, 5 Negara dengan Kasus Tertinggi | Kasus Lokal Pertama di Thailand

Irwin kecil menemani ayahnya dalam ekspedisi menangkap kadal, ular berbisa, dan buaya. Dia juga merawat dan merehabilitasi hewan terluka seperti kanguru, wallaby, dan burung.

Pada usia 9 tahun, Irwin ikut ekspedisi program pengaturan buaya oleh pemerintah untuk memindahkan aligator itu ke suaka margastawa, karena jumlah populasinya yang makin menurun.

Kemampuan menangkap buaya besar dan paling berbahaya makin terasah sehingga dia mendapat reputasi sebagai "penangkap buaya" terkenal di Australia.

Irwin merekam aksinya menggunakan kamera video yang diletakkan pada tripod. Pernah menjadi konsultan untuk acara komersial televisi, dia menunjukkan beberapa rekaman tersebut kepada produser.

Pria muda itu segera mendapat tawaran untuk memandu acara dokumenter berjudul The Crocodile Hunter, yang pertama kali disiarkan di Australia pada 1992.

Keberhasilan dokumenter itu menghasilkan dokumenter lanjutan dan akhirnya menjadi seri reguler, yang menampilkan Irwin dalam petualangan baru baik di dalam maupun di luar Australia.

Pada tahun 1996, program tersebut diambil oleh jaringan Discovery Channel di Amerika Serikat. Pada tahun 2006, tahun wafatnya Irwin, program itu secara rutin disiarkan di lebih dari 100 negara.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Steve Irwin, Sang Crocodile Hunter

Peduli keselamatan satwa

Melansir Britannica, pada 1991 Irwin mengambil alih pengarahan taman margasatwa milik keluarganya.

Dalam salah satu demonstrasi "memberi makan buaya" di taman, dia bertemu Terri Raines, seorang pengusaha wanita dan pemerhati satwa asal Amerika Serikat. Steve kemudian menikah dengan Terri pada 1992.

Terri Irwin segera menjadi manajer bisnis suaminya dan terlibat dalam proyek konservasi satwa, dia juga berpartisipasi langsung dalam pembuatan film The Crocodile Hunter.

Sementara itu, popularitas Irwin sebagai host acara televisi membantu mengubah taman margasatwa milik keluarganya, berganti nama menjadi Kebun Binatang Australia pada 1992.

Selain menjalankan kebun binatang, Irwins mendirikan pusat perlindungan satwa liar di Australia dan mendirikan sebuah organisasi, Wildlife Warriors Worldwide, untuk mempromosikan konservasi, pendidikan, dan penelitian satwa liar.

Dalam serial televisinya dan dalam berbagai wawancara, Irwin selalu menekankan pentingnya melindungi semua jenis spesies yang terancam dan hampir punah.

Steve Irwin Day

Seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (9/7/2020), berita kematian Irwin yang tiba-tiba membuat orang-orang di seluruh dunia berduka.

Banyak orang meninggalkan bunga dan pesan di Kebun Binatang Australia. Lainnya mengirim pesan yang mengungkapkan kesedihan mereka di internet.

Para ahli margasatwa, seperti Jack Hanna, menilai Irwin merupakan seorang konservasionis yang hebat.

Steve Irwin terus diingat hingga hari ini atas banyak kontribusinya terhadap bidang pendidikan dan konservasi satwa liar, termasuk menjalankan organisasi untuk menyelamatkan dan melindungi buaya serta mendukung banyak badan amal hewan lainnya.

Oleh karena itu, 15 November ditetapkan sebagai Steve Irwin Day, sebuah penghargaan internasional yang diadakan setiap tahun sebagai pengakuan atas kehidupan dan pekerjaannya. Namanya juga diabadikan di Hollywood Walk of Fame.

"Steve selalu bilang, dia berharap pesannya tentang konservasi akan bergelora selamanya," kata Terri, istrinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com