Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Pemerintah Hindia Belanda Menghadapi Pandemi?

Kompas.com - 01/09/2020, 17:35 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Seluruh dunia termasuk Indonesia saat ini masih menghadapi pandemi virus corona Covid-19. Update hingga Selasa (1/9/2020) dari Worldometers, ada 25.644.319 kasus infeksi di seluruh dunia. 

Dari jumlah tersebut, 17.945.083 orang dinyatakan telah sembuh sementara 854.861 orang meninggal dunia. 

Seperti diketahui, pandemi yang terjadi di dunia seperti saat ini, bukan pertama kalinya. Dalam sejarahnya, sebelumnya pernah ada ada pandemi wabah pes, Black Death, cacar, kolera, flu Spanyol dan flu babi pada 2009 lalu. 

Salah satu yang terbesar dan dirasakan penduduk dunia adalah pandemi pes dan flu Spanyol.

Lantas bagaimana pemerintah dan masyarakat menghadapi wabah di zaman dahulu?

Baca juga: Belajar dari Sejarah Pandemi 1918, Satgas: Tak Perlu Dikotomi Ekonomi dan Kesehatan

Sosialisasi pencegahan

Bonnie Triyana, sejarawan yang juga pendiri majalah Historia mengungkapkan, sikap antara pemerintah maupun masyarakat di zaman dahulu menghadapi wabah kurang lebih sama.

Ia menceritakan wabah besar di wilayah Indonesia yang pernah terjadi di antaranya wabah Pes dan flu Spanyol yang terjadi sekitar tahun 1918.

“Kalau untuk menghadapi wabah Flu Spanyol pemerintah sama, ada beberapa aturan. Misal untuk sosialisasi-sosialisasi pencegahan, itu juga dilakukan pemerintah Hindia Belanda,” ujar Bonnie dihubungi Kompas.com Senin (31/8/2020).

Adapun sosialisasi yang dilakukan saat itu menurut Bonnie adalah lewat pendekatan budaya agar bisa sampai ke pemahaman masyarakat.

Bonnie menyampaikan flu Spanyol yang saat itu mengakibatkan kematian hingga 1,5 juta orang di kalangan pribumi, begitu masuk, wabah menyebar dengan cepat utamanya di wilayah Jawa.

“Sosialisasi bagaimana menjaga kesehatan, menghindari terkena wabah, pendekatan yang dilakukan pemerintah kolonial saat itu melalui wayang. Misal pertunjukan Punokawan itu diselipkan (pesan),” kata Bonnie lebih lanjut.

Pendekatan melalui wayang dipilih karena pertunjukan wayang banyak disukai masyarakat pada saat itu. 

Pengetahuan dan jimat

Saat itu menurut Bonnie pemerintah Hindia Belanda juga menyebarkan sosialisasi lewat pamflet yng berisi pesan. Beberapa pesan dalam pamflet merupakan pesan sosialisasi yang diadaptasi dari cerita Ramayana.

Salah satu cerita dalam pamflet yang tersebar menurut Bonnie adalah mengenai cerita si gendut dan si panjang yang berlomba untuk meminang gadis cantik.

Si ayah gadis mengadakan sayembara bagi siapa yang dapat menyembuhkan Flu maka dia akan dinikahkan dengan anak gadisnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Resmi, Inilah Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Resmi, Inilah Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Tren
Kisah Petugas Kebersihan Pesawat Jadi Pilot di Nigeria, Penantian 24 Tahun Terwujud

Kisah Petugas Kebersihan Pesawat Jadi Pilot di Nigeria, Penantian 24 Tahun Terwujud

Tren
Menakar Peluang Indonesia Vs Irak pada Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U23 2024...

Menakar Peluang Indonesia Vs Irak pada Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U23 2024...

Tren
Amankah Berolahraga Saat Perut Kosong? Kenali Potensi Risikonya Berikut Ini

Amankah Berolahraga Saat Perut Kosong? Kenali Potensi Risikonya Berikut Ini

Tren
Arab Saudi Dilanda Hujan Lebat, Banjir Menerjang Madinah

Arab Saudi Dilanda Hujan Lebat, Banjir Menerjang Madinah

Tren
Aliran Uang Kementan untuk Kebutuhan Pribadi SYL, dari Sunat Cucu hingga Hadiahi Mobil Anak

Aliran Uang Kementan untuk Kebutuhan Pribadi SYL, dari Sunat Cucu hingga Hadiahi Mobil Anak

Tren
45 Kata-kata Selamat Hari Buruh 2024, Bakar Semangat Para Pekerja

45 Kata-kata Selamat Hari Buruh 2024, Bakar Semangat Para Pekerja

Tren
Mengapa 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional? Berikut Latar Belakangnya

Mengapa 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional? Berikut Latar Belakangnya

Tren
4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?

4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 1-2 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 1-2 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Sorotan Media Asing terhadap Kekalahan Indonesia Lawan Uzbekistan | Profil Shen Yinhao, Wasit yang Picu Kontroversi

[POPULER TREN] Sorotan Media Asing terhadap Kekalahan Indonesia Lawan Uzbekistan | Profil Shen Yinhao, Wasit yang Picu Kontroversi

Tren
Siapa Sukanto Tanoto yang Disebut-sebut Disiapkan Lahan Investasi di IKN?

Siapa Sukanto Tanoto yang Disebut-sebut Disiapkan Lahan Investasi di IKN?

Tren
Mengapa Artefak Indonesia Bisa Dicuri dan Diselundupkan?

Mengapa Artefak Indonesia Bisa Dicuri dan Diselundupkan?

Tren
55 Twibbon dan Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024

55 Twibbon dan Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024

Tren
Benarkah Tak Boleh Minum Teh Setelah Makan dan Saat Haid? Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM

Benarkah Tak Boleh Minum Teh Setelah Makan dan Saat Haid? Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com