Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strain Virus Corona yang Lebih Menular Terdeteksi di Indonesia, Apa yang Harus Dilakukan?

Kompas.com - 01/09/2020, 15:03 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengungkapkan, strain mutasi virus corona yang diyakini lebih menular telah terdeteksi di Indonesia.

Strain mutasi D614G ini juga telah terdeteksi di sejumlah negara lain, seperti Malaysia.

"Dapat kami sampaikan saat ini memang sudah diidentifikasi dan sudah dilaporkan," kata Amin dalam konferensi pers virtual, Jumat (28/8/2020), seperti dilansir Antara.

Terkait temuan itu, Kompas.com pun memperdalam dengan menghubungi Wakil Kepala LBM Eijkman Bidang Penelitian Fundamental, Herawati Supolo Sudoyo.

Ia mengatakan, perubahan atau mutasi pada virus SARS-CoV-2 menyebabkan virus menjadi lebih menular.

"Strain ini sangat menular (high infectivity)," kata Herawati kepada Kompas.com, Senin (31/8/2020) sore.

Namun, sebagai catatan, transisi itu berbeda di setiap wilayah di dunia, mulai dari Eropa, Amerika Utara, Oceania, hingga Asia.

Baca juga: Eijkman Sebut Ada Strain Virus Covid-19 yang Lebih Menular di Indonesia

Temuan

Herawati mengungkapkan, meski sudah ditemukan di Indonesia, whole genome sequencing (WGS) yang dibagikan oleh Indonesia masih sangat terbatas.

"Jumlahnya baru 22 dari beberapa lembaga, LIPI, Unpad, Unair, UGM, dan Lembaga Eijkman. Padahal, waktu masih 15 jumlahnya tanggal 31 Juli, baru satu yang ada mutasi D614G, lainnya clade L," jelasnya.

Perlu diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 menjadi tujuh tipe atau clade, yakni S, V, L, G, GH, GR, dan O.

Adapun tipe GH merupakan yang paling agresif.

Menurut Herawati, distribusi clade yang ada di Asia memang sangat beragam, termasuk di Indonesia.

"Ini mengundang pertanyaan apa penyebab variasi tersebut apakah ada kemungkinan lingkungan berpengaruh ataupun inang juga berperan? Betul-betul banyak yang belum diketahui tentang virus ini yang layak diteliti lebih lanjut," kata dia.

Ia mengatakan, data urutan keseluruhan genom virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 berguna untuk melihat mutasi yabng terjadi dan mencari peruahan protein spike dari virus tersebut. 

Untuk itu, kegiatan WGS dari virus SARS-CoV-2 masih terus dilakukan di Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com