Prof Philpott, yang bekerja dengan badan amal Fifth Sense, yang didirikan untuk membantu orang-orang dengan gangguan penciuman dan rasa, menjelaskan, ada pembeda antara virus corona dengan virus pernapasan lain.
"Ini sangat menarik karena itu berarti tes bau dan rasa dapat digunakan untuk membedakan antara pasien Covid-19 dan orang dengan pilek atau flu biasa," kata Philpott.
Baca juga: WHO Khawatir Penyebaran Virus Corona oleh Orang Usia 20 hingga 40 Tahun
Philpott menjelaskan, orang dapat melakukan tes bau dan rasa secara mandiri di rumah dengan menggunakan produk seperti kopi, bawang putih, jeruk atau lemon dan gula.
Ia menekankan, tes usap tenggorokan dan hidung masih penting jika seseorang mengira kemungkinan terkena virus corona.
Philpott mengatakan, indera penciuman dan rasa kembali dalam beberapa minggu pada kebanyakan orang yang pulih dari infeksi virus corona.
Prof Andrew Lane, pakar masalah hidung dan sinus di Universitas Johns Hopkins di AS, telah mempelajari sampel jaringan dari bagian belakang hidung untuk memahami bagaimana virus corona dapat menyebabkan hilangnya penciuman.
Studi ini telah diterbitkan di European Respiratory Journal.
Penelitian tersebut mengidentifikasi tingkat enzim yang sangat tinggi yang hanya ada di area hidung, di mana ini bertanggung jawab pada penciuman.
Enzim ini, yang disebut ACE-2 (angiotensin converting enzyme II), dianggap sebagai titik masuk yang memungkinkan virus corona masuk ke dalam sel tubuh dan membuat infeksi.
Hidung menjadi salah satu tempat masuknya virus SARS-CoV-2 ke dalam tubuh.
"Kami sekarang melakukan lebih banyak eksperimen di laboratorium untuk melihat apakah virus memang menggunakan sel-sel ini untuk mengakses dan menginfeksi tubuh," kata Prof Lane.
"Jika ini masalahnya, kami mungkin dapat mengatasi infeksi dengan terapi antivirus yang diberikan langsung melalui hidung," lanjut dia.
Baca juga: Peneliti: Virus Corona Diduga Berasal dari Penambang China pada 2012