"Terutama menyesuaikan dengan kapasitas kesehatannya," ujar dia.
Baca juga: Temui Anies, KSAD dan Wakapolri Evaluasi Penanganan Covid-19 di Jakarta
Dicky mengatakan bahwa tingginya kasus konfirmasi positif di Jakarta berarti menandakan kesiapan mereka lebih baik dibanding wilayah lain, karena bermodalkan data, juga cakupan tes dan tracing yang memadai.
Namun di sisi lain, Dicky menyebut tingkat kematian akibat Covid-19 di Jakarta sebesar 3,4 persen menandakan bahwa penanganan yang dilakukan masih kalah cepat dibanding kecepatan penyebaran virus.
"Artinya mereka harus terus melakukan penguatan di program testing, tracing, dan isolate, serta perubahan perilaku," kata Dicky.
Dia mengatakan, hal tersebut akan terus dihadapi oleh setiap wilayah dan negara selama pandemi Covid-19 masih berjalan.
"Saya justru khawatir dengan daerah berpenduduk besar, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, ataupun Jawa Timur, yang cakupan tesnya rendah. Dengan tingkat kematian nasional yang tinggi, artinya ini menggambarkan bahwa masih banyak kasus-kasus positif di daerah tersebut yang belum terdeteksi," kata Dicky.
Menurut dia, hal ini sangat berpotensi menyebabkan penularan pada kelompok-kelompok rawan yang ada di masyarakat. Sehingga, akan timbul kondisi sakit parah yang membutuhkan penanganan intensif.
"Perawatan rumah sakit, ICU dan ventilator, serta kematian yang semakin tinggi. Ini yang harus sangat diwaspadai," kata Dicky.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jabar, Jateng, Banten, Sumsel, Babel, dan Lampung 18 Agustus 2020
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.